Penyelenggara Pemilu 2014 Mayoritas Masuk Neraka

Terjemah Surat al-Ra’d: 23-24

23: (Yaitu) syurga ‘Adn yang mereka memasukinya bersama-sama orang salih daripada bapa-bapa mereka, isteri-isteri mereka dan keturunan mereka, sedang malaikat masuk ke tempat mereka daripada semua pintu-pintu.
24: (Malaikat memberi hormat): “Salam (keselamatan) atas kamu disebabkan kesabaran kamu.” Alangkah nikmatnya tempat kesudahan itu.

Baca Juga: Tafsir Al-Anbiya' 78-79: Life Begins at Fourty

Tafsir

Sembilan sifat ulul albab yang ditera dalam ayat kaji sebelumnya (19-22) – dengan segala kekuarangan - telah kita kaji bersama. Ayat studi ini membircarakan imbalan yang diterima oleh ulul albab, hamba Allah super cerdas merefleksi pesan-pesan Tuhan. Itulah surga Eden.

Mereka masuk surga bersama orang-orang yang layak diajak rekreasi ke sana selamanya: keluarga, orang tua, istri dan dan anak cucu. Para malaikat berdiri di setiap pintu menyambut kedatangan mereka dengan ramah dan bersenyum salam,“salam ‘alaikum bima shabartum”.

Baca Juga: Tafsir Al-Anbiya' 78-79: Teori Shalahiyah dan Ashlahiyah pada Putusan MK Terkait Batas Usia

“bima shabartum” (surga sebagai buah kesabaran). Tesis ini menunjuk bahwa pahala terbesar yang dimiliki seorang muslim hingga Tuhan berkenan menghadiahi surga adalah kesabaran. Abdullah ibn Salam meriwayatkan, bahwa di akhirat nanti ada panggilan khusus bagi orang-orang yang telah terbukti mampu bersabar secara totalitas.

Maka terdengarlah woro-woro, bahwa orang-orang yang bersabar hendaknya segera berdiri. Kemudian berdirilah mereka yang memang benar-benar penyabar. Bagi mereka yang tidak punya amal sabar tidak bisa ikut-ikutan berdiri, karena sabar adalah kekuatan dan alam akhirat adalah alam kejujuran, tanpa dusta, tanpa pura-pura dan tanpa rekayasa.

Lalu diinstruksikan agar berjalan menuju surga yang telah dipersiapkan. Dengan wajah berseri, mereka berduyun-duyun menuju surga. Namun ditengah jalan, beberapa malaikat menghadang dan bertanya: ”Kalian mau ke mana?”.

Baca Juga: Tafsir Al-Anbiya' 78-79: Tentukan Hak Asuh, Nabi Sulaiman Hendak Potong Bayi Pakai Golok

Mereka menjawab:” Mau ke surga”.

Malaikat: ”Kalian semua kan belum dihisab?, (dihitung amalnya, amal baik dan amal buruk), enak saja main nyelonong masuk”.

Mereka: ”Ya, benar. Memang masalah buat Lu?”.

Baca Juga: Tafsir Al-Anbiya' 78-79: Panduan dari Nabi Daud dan Nabi Sulaiman untuk Memutus Kasus Perdata

Malaikat: ”Kok berlagak sekali, memangnya kalian ini siapa?”.

Mereka: ”Kami-kami ini orang yang bersabar”.

Malaikat: ”Sabar apaan?”.

Baca Juga: Tafsir Al-Anbiya' 78-79: Cara Hakim Ambil Keputusan Bijak, Berkaca Saja pada Nabi Daud dan Sulaiman

Mereka: ”Selama hidup di dunia, kami mendidik diri kami selalu tulus bersabar dan mematuhi semua perintah Allah. Kami selalu menahan diri dari segala tindakan maksiat dan kami juga sangat rela menerima musibah yang ditimpakan Tuhan kepada diri kami. Semuanya kami kembalikan kepada Dzat yang Mahakuasa”.

Malaikat: ”Oh begitu. Silakan tuan-tuan melanjutkan perjalanan dan selamat menikmati fasilitas surga, “salam ‘alaikum bima shabartum, fani’m ‘uqba al-dar”.

Begitulah alam akhirat, hanya jujur yang ada dan tak satupun ada orang yang bisa berbohong, apalagi curang.

Baca Juga: Tafsir Al-Anbiya' 78-79: Memetik Hikmah dari Kepemimpinan Nabi Daud dan Nabi Sulaiman

Tidak sama dengan alam dunia sekarang ini, apalagi dunia politik, utamanya terkait kekuasaan. KPU pusat mengakui banyak terjadi jual beli suara. Bahkan disebutkan, bahwa pemenang Pileg 2014 ini adalah uang. Wajah-wajah mereka adalah wajah pembeli jabatan. Yang habis 10 miliar dan tidak jadi sangat banyak. Bahkan di dapil DKI Jakarta ada yang jadi dan habis sekiatar 60 miliar.

Jika menjadi DPR karena beli suara yang sudah sah menjadi milik orang lain di KPU, maka haram hukumnya. Rasanya, KPU Pileg 2014, PPK dan sebangsanya banyak yang mendadak kaya. Mudah-mudahan mereka bertobat dan Tuhan mengampuni, sehingga mereka tidak mayoritas penghuni neraka. Tak ada artinya apa-apa larangan politik uang. Siapa yang mau menindak, bila semuanya begitu. Meski begitu, tapi menyempurnakan aturan sehinggamenjadi lebih baik adalah kewajiban.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO