Fadeli Tolak Beras Impor

Fadeli Tolak Beras Impor Bupati Fadeli saat meninjau gudang Bulog

LAMONGAN, BANGSAONLINE.com - Bupati Lamongan Fadeli tegas menyatakan menolak masuknya beras impor di Lamongan. Menurut dia, tidak ada yang salah dengan produksi padi di Lamongan. Bahkan produksi padi di 2017 lalu mencapai hampir 1,1 juta ton Gabah Kering Giling (GKG).

Artinya, di tahun 2017 saja Lamongan memiliki surplus gabah sekitar 700 ribu ton, atau yang setara 460 ribu ton beras.

Baca Juga: Lamongan Exportiva, Peluang Tingkatkan Ekspor Bagi Pelaku Industri

"Karena itu, tidak ada urgensi, beras impor untuk masuk Lamongan. Apalagi sebentar lagi sudah akan panen padi lagi. Lamongan selama ini konsisten menjadi lumbung pangan nasional. Karena selalu surplus, beras Lamongan selama ini kerap menjadi pangan daerah lain," ujarnya didampingi Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Aries Setiadi dan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan M Zamroni, Rabu (17/1).

Terkait kebijakan impor beras oleh pemerintah pusat, dia melihat itu sebagai upaya untuk menambah cadangan beras nasional yang patut diapresiasi. Meski demikian, dia berharap, beras impor itu tidak perlu untuk masuk ke pasar Jawa Timur, apalagi Lamongan yang surplus. "Cukup di pelabuhan saja, dan langsung dimasukkan gudang Bulog sebagai beras cadangan," katanya.

Sementara di tahun 2018, sampai dengan bulan April diperkirakan akan ada 58.455 hektare padi yang akan dipanen. Dengan produktivitas tahun 2017 yang mencapai 6,9 kwintal perhektare, pada April nanti diperkirakan Lamongan akan sanggup memproduksi padi hingga 403.399 ton GKG.

Baca Juga: Selma Furniture dan Informa Electronics Resmi Buka Outlet di Plaza Lamongan

"Itu belum lagi dengan stok beras di gudang Bulog Lamongan dan Babat yang saat ini ada 7.272.000 kilogram. Cadangan sebesar itu cukup untuk memenuhi stok beras untuk rakyat sejahtera (Rastra) hingga empat bulan ke depan," klaimnya.

Pendapat itu diamini Hj Muslikhah, salah satu pedagang beras di Pasar Baru Lamongan. Saat ini memang ada sedikit kenaikan harga beras medium menjadi Rp 10 ribu per kilogram.Tapi menurut dia itu wajar, karena memang belum musim panen.

“Selama ini saya mengambil beras Lamongan, dan tidak pernah kekurangan stok untuk kulakan beras. Sebentar lagi ini ada panen, biasanya harga juga akan turun dengan sendirinya,“ katanya. (qom/rev)

Baca Juga: Tumbuhkan Ekonomi Kerakyatan, War-LA Mampu Sumbang Pendapatan Asli Desa

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO