LAMONGAN, BANGSAONLINE.com - Usai menghadiri Serah Terima Jabatan Bupati Lamongan, Gubernur Khofifah mengunjungi salah satu UMKM kerajinan tangan yang berada di Jalan Sunan Kalijaga Lamongan, yakni R n D Handycraft, Sabtu (6/3).
Dalam kunjungannya tersebut, Khofifah memberikan solusi-solusi terhadap produktivitas UMKM agar tetap berjalan di tengah pandemi. Di antaranya melalui UMKM Virtual Expo inisiasi Bank Indonesia. Lewat ajang itu, pelaku UMKM dapat mengakses lebih luas dan lebih produktif, sehingga mampu memberikan peningkatan pendapatan di tengah pandemi Covid -9.
Baca Juga: Tingkatkan Skill, Diskop dan UKM Jatim Gelar Bimtek dan Sebar Alat Penunjang Usaha di 4 Kabupaten
“Saya sarankan para pelaku UMKM untuk mengikuti pameran ini. Dalam satu tahun bisa dua kali. Setelah ini bisa diidentifikasi apa saja produk-produk Lamongan yang bisa diikutkan,” ujar Khofifah.
UMKM Virtual Expo merupakan terobosan baru dalam membangun akses pasar bagi seluruh produk UMKM dari Jatim ke pasar luar negeri. Pasar UMKM menurut Khofifah akan terbantu dengan membuka pintu dan ruang baru dalam memasarkan hasil produksinya.
"Pak Bupati mengutus siapa begitu, perwakilan ke sana untuk nantinya produk-produk UMKM ini bisa ikut pameran BI. Bisa sampai luar negeri. Nanti BI yang akan mencarikan pasarnya," tutur Khofifah.
Baca Juga: Pj. Gubernur Adhy Optimis SHA Bank Jatim - Bank Banten Jadi Peluang Tingkatkan Pembangunan Daerah
Lebih lanjut diterangkan olehnya, bahwa selama ini UMKM tidak mengetahui jalan menuju pasar global. Oleh karenanya peran BI daerah Provinsi Jatim melalui UMKM Virtual Expo bisa membangun akses diaspora Indonesia di luar negeri.
“Semua produk, seperti suvenir dari daerah agar dapat dikembangkan lewat BI. Nanti BI yang akan mecarikan sendiri ke arah mana barang itu akan dipasarkan,” imbuhnya.
Menanggapi arahan Gubernur Khofifah terkait peningkatan UMKM, Bupati Yuhronur menyatakan siap menindaklanjutinya. Yuhronur menjelaskan, bahwa nilai ekspor di Kabupaten Lamongan dari industri kecil tahun 2020 mencapai Rp 43,742 miliar, dari 9 unit industri kecil di antaranya, pupuk, snack, sarung tenun ikat, anyaman bambu, konveksi, lobster dan kerapu, arang, dan olahan jagung. Nilai tersebut menurun dibandingkan tahun 2019 yang mencapai Rp 55,721 miliar.
Baca Juga: Bakal Gelar Kongres Ke-18, Khofifah Bersama PP Muslimat NU Silaturahmi dengan Menag RI Nasaruddin
"Penurunan nilai ekspor tahun 2020 dikarenakan pandemi Covid-19. Karenanya tahun 2021 kami berusaha untuk membangkitkan kembali UMKM di Kabupaten Lamongan melalui gerakan "Ayo Beli Produk Lamongan" yang telah kami launching beberapa waktu yang lalu," pungkas Yuhronur. (qom/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News