Pihak RSI Siti Khodijah Taman Sidoarjo Klaim Video yang Tersebar Hoax

Pihak RSI Siti Khodijah Taman Sidoarjo Klaim Video yang Tersebar Hoax Prescon dokter, perawat dan pengacara RSI Siti Khodijah Taman Sidoarjo.

SIDOARJO, BANGSAONLINE.com - Pihak rumah sakit RSI Siti Khodijah membantah terkait video yang sedang viral di media sosial di mana perawat yang menyuntik mayat akan menuntut balik. Menurut manajemen RSI Siti Khodijah, video yang tersebar adalah hoax.

Hal itu disampaikan Masbuhin kuasa hukum RSI Siti Khodijah. Ia mengatakan bahwa video itu sengaja disebarkan secara sistematis, masif, dan terstruktur oleh orang bernama DH (41) dengan tujuan untuk mencemarkan nama baik rumah sakit.

"Berita dan video itu diduga sengaja disebarkan oleh orang yang memang sengaja sejak awal sudah memiliki motif dan niatan tidak baik," ujarnya saat pres release, Selasa (30/1).

"Pasalnya sebelum kematian pasien, DH sudah memberi ancaman kepada perawat yang saat itu yang merawat dengan kalimat 'aku rekam nanti ya, biar kalah gak apa-apa sing penting jenenge rumah sakit elek'," tutur Masbuhin menirukan kata-kata perekam video.

"Karena itulah kita bisa lihat dengan cermat dan teliti, jam berapa perekaman dialog yang terencana antara keluarga pasien dengan dokter itu dibuat," terangnya.

Masbuhin mengaku akan mengkaji secara cermat dan teliti melalui pendekatan semiotika hukum segala kata per kata dan suasana yang mengiringi video itu dengan bantuan para ahli. "Dan kami akan menuntut balik secara pidana kepada DH, dengan sengaja menyebarluaskan informasi elektronik yang bermuatan pencemaran nama baik," paparnya.

Hamdan selaku direktur RSI Siti Khodijah mengatakan bahwa dokter yang merawat pasien telah menyampaikan bela sungkawa dan empati ketika mengetahui kematian pasien. "Tidak hanya mengucapkan bela sungkawa, tapi sudah silaturahim dan tak takziah ke rumah duka," ucapnya.

Terkait penanganan dan perawatan pasien Supariyah, Hamdan mengungkapkan bahwa berdasarkan cacatan media rumah sakit, pada jam 22.00 perawat membangunkan pasien yang sedang tidur untuk tujuan diberikan injeksi obat vomceran dan OMZ.

"Di mana sebelum injeksi dilakukan, perawat terlebih dahulu melakukan pemeriksaan pasien, pernafasan pasien dan lain-lain. Saat itu kondisi pasien normal," tuturnya.

"Lalu pada pukul 22:45 keluarga pasien menghubungi perawat untuk dilakukan pemeriksaan dan perawat kemudian ke kamar pasien untuk melanjutkan pemeriksaan. Dalam pemeriksaan itu tensi pasien tidak terukur, nadi tidak teraba, kemudian perawat memanggil dokter Hamdan dan memeriksa pasien."

"Dokter memeriksa pasien dan melakukan pijat jantung, akan tetapi tidak bisa menyelamatkan jiwa pasien dan pasien dinyatakan meninggal dunia sekitar jam 23:00 WIB akibat serangan jantung," pungkasnya. (cat/ian)