Normalisasi Sungai Bogel Butuh Rp 180 Miliar

Normalisasi Sungai Bogel Butuh Rp 180 Miliar Rapat sosialisasi normalisasi Sungai Bogel di Blitar, Rabu (7/2). foto: akina/ bangsaonline.com

BLITAR, BANGSAONLINE.com - Normalisasi Sungai Bogel di Kecamatan Sutojayan dipastikan segera dimulai. Normalisasi sungai yang menjadi penyebab utama banjir tahunan di Kecamatan Sutojayan itu menghabiskan anggaran sebesar Rp 180 miliar dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).

Dua bulan pasca sosialisasi normalisasi langsung dimulai. Proyek normalisasi itu dilakukan multiyears selama tiga tahun. Ditargetkan normalisasi selesai Desember 2019.

Baca Juga: Pembangunan Gedung Perpustakaan Daerah Kabupaten Blitar Dihentikan, Berikut Penyebabnya

"Normalisasi sudah diprogramkan dengan anggaran sebesar Rp 180 miliar dari APBN," ungkap Fauzi Idris, kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Jawa Timur saat sosialisasi normalisasi Sungai Bogel di Blitar, Rabu (7/2).

Menurut dia, proyek normalisasi tersebut tidak serta merta akan meniadakan banjir. Namun dengan normalisasi, diharapkan aliran dari Sungai Gesing yang menjadi hulu Sungai Bogel kembali lancar. Pasalnya, selama ini kondisi Sungai Gesing mengalami penyempitan cukup parah, sehingga menyebabkan banjir karena air tidak lancar menuju Brantas.

"Kita normalisasi agar dalam dan lebar sungai kembali normal, sehingga aliran air menuju ke Brantas lancar. Selain itu kita beri plengsengan agar tidak longsor," jelasnya.

Baca Juga: Wujudkan Swasembada Pangan, Polres Blitar Tanam Jagung di Lahan Kosong

Dampak dari normalisasi itu, sebanyak lima jembatan harus direhab. Rehab jembatan itu menjadi tanggung jawab Pemkab Blitar. Setidaknya ada lima jembatan yang harus direhab. Pasalnya, Sungai Gesing akan dilebarkan 15 meter, sedangkan Sungai Bogel dilebarkan 30 meter.

"Untuk rehap jembatan menjadi tanggung jawab pemerintah setempat. Namun rehab itu dilakukan setelah normalisasi selesai," ungkap Fauzi Idris.

Sementara, Bupati Blitar Rijanto mengatakan, banjir di Kecamatan Sutojayan merupakan salah satu masalah tahunan yang harus segera diselesaikan. Banjir yang terjadi setiap tahun saat datang musim hujan itu menimbulkan dampak bagi kesehatan maupun perekonomian masyarakat sekitarnya.

Baca Juga: Sekda Izul Marom Pimpin Apel Peringatan Bulan Bhakti Karang Taruna Kabupaten Blitar

"Ini adalah masalah yang harus segera diatasi. Karena banjir selalu terjadi setiap tahun saat musim hujan. Dan hal itu pastinya berdampak bagi kehidupan masyarakat baik secara ekonomi, kesehatan, bahkan pendidikan," kata Rijanto.

Sekedar diketahui, pendangkalan di sejumlah sungai di Kecamatan Sutojayan itu disebabkan dari Bukit Tumpak Suru, Desa Margomulyo dan Bukit Jurang Kendil di Kecamatan Panggungrejo. Lapisan tanah dan lumpur yang tergerus hujan, akan meluncur ke bawah bermuara di aliran Sungai Unut.

Di kemiringan sekitar 45 derajat, masyarakat membuka ladang yang ditanami palawija. Alih fungsi lahan jati berubah ke palawija, membuat akar tanaman tidak kuat menahan tanah saat hujan deras tiba. "Ketika intensitas hujan tinggi air sungai sudah pasti meluap dan menyebabkan banjir menggenangi permukiman warga dan juga area persawahan," pungkas Rijanto. (ina/rd)

Baca Juga: Pjs Bupati Jumadi Hadiri Kalipang Festival, Ajang Gali Potensi Generasi Muda Blitar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO