LAMONGAN, BANGSAONLINE.com - Angka pernikahan usia dini di Lamongan masih tergolong tinggi, meskipun setiap tahunnya terus mengalami penurunanan. Berdasarkan data dari Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, di tahun 2017 lalu pasangan nikah dini di Lamongan sebanyak 10 ribu pasang.
“Ada beberapa faktor yang menyebabkan angka pernikahan usia dini di Lamongan masih tinggi, di antaranya karena faktor tingkat pendidikan, budaya nikah usia muda, serta akibat dampak dari pergaulan,” kata Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Lamongan, Hamdani Azhari, Selasa (13/2).
Baca Juga: Dukungan Para Pekerja MPS Brondong Lamongan untuk Menangkan Khofifah di Pilgub Jatim 2024
Hamdani menyatakan saat ini pihaknya terus melakukan upaya agar jumlah pernikahan dini tersebut semakin menurun. “Tahun ini kami berharap adanya penurunan jumlah masyarakat Lamongan yang melakukan pernikahan dini, yakni hanya berkisar 8 ribu pasangan,” terangnya.
"Sebenarnya, penurunan jumlah pernikahan dini di Lamongan terjadi beberapa tahun terakhir. Di tahun 2015 tingkat pernikahan dini mencapai 13 ribu pasangan, di tahun 2016 mengalami penurunan menjadi 12 ribu pasangan dan di tahun 2017 juga mengalami penurunan menjadi 10 ribu pasang," terangnya.
Adapun langkah untuk menekan jumlah penikahan dini tersebut, lanjut Hamdani, dengan Program Kampung KB. Konsep Kampung KB ini bertujuan selain menekan jumlah pertumbuhan penduduk, juga mencegah pernikahan usia dini.
Baca Juga: Blusukan di Pasar Sidoharjo Lamongan, Khofifah akan Tutup Kampanye di Jatim Expo
"Di Lamongan sudah ada 32 kampung KB dan keberadaanya sangat membantu dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga pra sejahtera untuk menuju yang lebih baik dan berkualitas. Kita tekankan melalui pendamping masing-masing desa untuk melakukan penguatan mental terhadap masyarakat, dimulai anak usia dini, remaja, dan lansia dengan tujuan ada kesinambungan untuk mewujudkan kehidupan yang sejahtera," pungkasnya. (qom/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News