JAKARTA(BangsaOnline)Menteri Koordinator Perkonomian
Chairul Tanjung mengatakan, utang luar negeri (ULN) yang makin besar nilainya
tidak masalah karena ekonomi juga tumbuh semakin besar.
Dia menuturkan, cara melihat ULN bukan dari nilainya yang besar, melainkan
rasionya terhadap PDB. Sebab, jika melihat dari nilainya yang besar, bisa
terjadi missleading. “Karena kan ekonomi
makin besar, kalau ekonomi makin besar, utang makin besar enggak ada masalah.
Yang penting persentase debt to GDP-nya
mengecil,” kata dia di kantor Kemenko Perekonomian, di Jakarta, Rabu
(20/8/2014).
Sayangnya, Bank Indonesia (BI) telah merilis ULN tidak hanya tumbuh dari sisi
nilai, tetapi juga dari sisi rasionya terhadap PDB. BI melaporkan posisi ULN
Indonesia pada akhir Juni 2014 tercatat sebesar 284,9 miliar dollar AS. Posisi
ULN tersebut meningkat 8,6 miliar dollar AS atau 3,1 persen dibandingkan posisi
akhir kuartal I-2014 sebesar 276,3 miliar dollar AS.
Dengan perkembangan tersebut, rasio ULN terhadap produk domestik bruto (PDB)
meningkat dari 32,33 persen pada kuartal I-2014 menjadi 33,86 persen pada Juni
2014. Adapun debt service ratio (DSR), yaitu
rasio total pembayaran pokok dan bunga ULN relatif terhadap total penerimaan
transaksi berjalan meningkat dari 46,42 persen pada kuartal sebelumnya menjadi
48,28 persen pada Juni 2014.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News