SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Hidangan disimpan di kuali-kuali tanah liat, menjadi ciri khas Warung Jadoel milik Katinah (75).
Waroeng Jadoel yang bertempat di Lidah Wetan, Surabaya ini menyajikan nunasa tempo dulu dalam konsep ruangan dan cara penyimpanan makanan. Katinah, pemilik warung, mengatakan jika hal itu dapat membuat makanan terasa lebih enak.
Baca Juga: Coffee Toffee Taman Apsari Kembali Berkibar Kolaborasi dengan Holycow
“Kan beda, Mbak. Makanan kalau ditaruh piring atau wadah biasa dengan ditaruh kuali kayak gitu,” ucapnya
Untuk menarik pelanggan Katinah hanya terus menaikkan kualitas makanannya, karena dengan begitu pelanggan akan datang dan memesan kembali ke warungnya. Ia juga mengatakan bahwa semua masakan ia sendiri yang memasak dan mengatur bumbunya. Katina memilih yang terbaik untuk makanannya. Misalnya untuk gula merah, ia menyuplai dari kota Blitar langsung.
“Kalau di sini ini banyak campurannya. Kalau di Bilitar nggak ada, asli gulanya.”
Baca Juga: Pemprov Jatim Gelar Nobar Semifinal Piala Asia, Pj Adhy Puji Perkembangan Timnas U-23
Warung yang dibukanya ini sudah berdiri sejak lima tahun yang lalu. Waroeng Jadoel ini merupakan cabang dari warung yang sama di Bukit Harapan, Kecamatan Lakarsantri, Kota Surabaya. Sebelumnya Katina sempat membuka warung di Blitar dengan tema tempo dulu juga. Sebab itu ia tahu betul bumbu mana yang paling enak untuk masakkannya.
“Kita ada bumbu rahasia Mbak. Tapi gak boleh diberi tahu,” ucap Katinah sambil tertawa
Desain warung disesuaikan dengan namanya. Semua makanan disimpan dalam wadah tradisional, seperti boran, kendi, kuali, dll. Bahkan lampu-lampu di warung ditaruh dalam wadah anyaman bambu, sementara lampu depan menggunakan lampu ublik. Katinah mengungkapkan desain tempo dulu ini digunakan agar warung lebih menarik dan berbeda dari yang lain.
Baca Juga: 5 Rekomendasi Oleh-Oleh Legend Khas Surabaya yang Wajib Dibawa Pulang saat Mudik Lebaran
Dari usaha Waroeng Jadoel ini, Katinah dapat memperoleh untung hingga Rp 9jt per bulannya. Ia membandrol makanannya dari Rp 8-12rb. Ia mengatakan dagangannya selalu habis dan selalu ramai. Tak sampai setengah hari, makanan di Waroeng Jadoel habis terjual.
“Alhamdullillah, selalu ramai dan laris. Kita buka Senin sampai Jumat, tutup kalau dagangannya habis. Gak sampai sore,” jawab Katinah. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News