JAKARTA(BangsaOnline)Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)
Muhaimin
Iskandar mengaku setuju dengan wacana calon presiden
terpilih Jokowi
tentang calon menteri harus lepas jabatan dari pengurus partai. Menurut Cak
Imin, calon menteri harus lepas jabatan pada dasarnya agar kabinet dalam
pemerintahan ke depan dapat secara totalitas bekerja sesuai bidangnya guna
memberikan pelayan kepada rakyat.
"Setuju, pada prinsipnya, siapapun yang jadi menteri harus lepas jabatan
partai, tak rangkap jabatan," kata Cak Imin kepada wartawan di Kantor DPP
PKB, Jakarta, Selasa (26/8).
Diakui Cak Imin, sejauh ini belum ada pembicaraan antara ketua umum partai
dengan Jokowi - JK
mengenai calon menteri. Namun secara umum, kata dia, semua sepakat bahwa
pemerintahan ke depan dijalankan secara bersama-sama.
"Kabinet Pak Jokowi kedepannya kabinet kerja dan bersama, kesepakatan
kebersamaan dalam melaksanakan pemerintahannya. Siapapun yang diangkat Pak
Jokowi, baik itu dari NasDem, PKB atau lainnya sepertinya harus lepas
jabatan," jelas Cak Imin.
Cak Imin menambahkan, sejauh ini belum ada pembahasan mengenai calon menteri.
Pembicaraan calon menteri akan dibicarakan dengan Jokowi - JK nanti pada bulan
September.
"Belum, sekarang baru tahap struktur kabinet, pengendalian APBN agar tak
defisit karena subsidi besar, dan kebutuhan pilot project 3 bulan awal
pemerintahan," terang Cak Imin.
"Mungkin September baru diajak membahas kabinet, sepenuhnya di tangan Pak
Jokowi, kami tak memaksakan. Sudah disepakati, partai-partai akan membicarakan
khusus pada September," tandasnya.
Baca Juga: Syafiuddin Minta Menteri PU dan Presiden Prabowo Perhatikan Tangkis Laut di Bangkalan
Apakah Cak Imin akan mundur dari
posisinya sebagai ketua umum kalau diminta jadi menteri? Cak Imin mengaku belum
memiliki rencana sama sekali untuk mundur dari jabatannya sebagai ketua umum.
Sebab sampai detik ini, dirinya belum mengetahui apakah nantinya ia masuk dalam
kabinet pemerintahan Jokowi - JK
atau tidak.
"Kalau belum ditawarkan jangan ngomong siap (mundur), nanti GR (gede
rasa)," katanya.
Cak Imin mengatakan dirinya saat ini fokus untuk persiapan menjelang muktamar
PKB yang akan digelar di Surabaya. "Sampai hari ini tak ada tawaran
menteri. Saya harus konsentrasi dalam muktamar," tegas dia.
"Sampai detik ini kita tak berpikir apakah ditawari menteri atau tidak,
semua komitmen siapapun yang menjadi kabinet harus total dalam kabinet,"
imbuhnya.
Cak Imin setuju dengan gagasan Jokowi bila calon menteri harus lepas jabatan
dari pengurus partai. Sehingga kabinet mendatang dapat secara total bekerja
guna memberikan pelayan kepada rakyat.
"Setuju, pada prinsipnya, siapapun yang jadi menteri harus lepas jabatan
partai, tak rangkap jabatan," tegasnya.
Diakui Cak Imin, sejauh ini belum ada pembicaraan antara ketua umum partai dengan
Jokowi - JK mengenai calon menteri. Namun secara umum, kata dia, semua sepakat
bahwa pemerintahan ke depan dijalankan secara bersama-sama.
"Kabinet Pak Jokowi ke depannya kabinet kerja dan bersama, kesepakatan
kebersamaan dalam melaksanakan pemerintahannya. Siapapun yang diangkat Pak
Jokowi, baik itu dari NasDem, PKB atau lainnya sepertinya harus lepas
jabatan," tandasnya.
Selasa tadi siang PKB menggelar
diskusi bersama sejumlah pengamat politik dan direktur lembaga survei. Diskusi
dilakukan bertujuan untuk mendapatkan masukan untuk kemajuan PKB ke depannya.
"Beri kami masukan-masukan penting agar pondasi-pondasi partai kuat,"
kata Cak Imin dalam sambutannya.
Cak Imin mengibaratkan PKB seperti akar sebuah pohon, memiliki daun dan ranting
yang kuat menjulang ke atas. Kemudian berbuah dan buahnya bermanfaat bagi
seluruh rakyat.
"Ke bawah akarnya NU, cabang, daun dan rantingnya menjulang ke langit,
seperti ada Pak Rusdi, Rhoma dan lain-lainnya termasuk pengamat. Buahnya bisa
dinikmati oleh rakyat Indonesia," kata Cak Imin sembari mengutip Alquran
surah Ibrahim ayat 24.
Lebih lanjut, Cak Imin mengaku memiliki cita-cita besar untuk pemilihan umum
pada 2019 mendatang. Dia berharap PKB dapat mengalahkan Partai
Golkar pada pemilu 2019.
"Target enggak muluk-muluk, pemilu 2019 PKB bisa mengalahkan Golkar,"
tegas Cak Imin seraya disambut tepuk tangan hadirin.
"Ke depan komitmen kita untuk mengangkat kamu marginal, kita memiliki
komitmen untuk kaum nahdliyin dan marhaen," imbuhnya.
Hadir beberapa pengamat politik dan direktur lembaga survei dalam diskusi
bertajuk PKB di mata pakar politik ini. Seperti CEO PolMark Indonesia Eep
Saefulloh Fatah, Direktur Indikator Politik Indonesia Burhanudin Muhtadi,
Direktur Indobarometer M Qodari dan Direktur Risetnya SMRC Djayadi Hanan.
Direktur Indobarometer, M.Qodari mengungkapkan bahwa PKB
meraup dua kemenangan dalam pemilihan umum 2014. Pertama, dalam pemilu
legislatif. Seperti diketahui, pada Pemilu 2009 PKB hanya meraup suara sekitar
4,5 persen. Kini melejit menjadi 9 persen dalam pemilu 2014.
"PKB juga menjadi bangunan pemenangan presiden 2014. Menurut saya, Jokowi
- JK
kalau tak ada PKB akan kalah. Karena selisih Jokowi - JK dan Prabowo
- Hatta
tak terlalu banyak," katanya.
Qodari menegaskan, Jawa Timur merupakan kunci kemenangan pasangan Jokowi - JK
sebagai capres dan cawapres 2014. Wilayah Jawa Timur merupakan basis konstituen
atau pemilih PKB.
"Untuk pilpres kita melihat polanya, yang menentukan Jawa Timur. Jawa
Barat sudah condong ke Prabowo - Hatta, Jawa Tengah ke Jokowi - JK, dan Jawa
Timur adalah PKB," jelasnya.
Lebih lanjut, Qodari menambahkan, PKB berpeluang besar menjadi partai pemenang
dalam pemilu 2019 mendatang. Sebab, segmen pemilih PKB sudah jelas adanya,
yakni kaum nahdliyin NU yang sebagian besar mayoritas penduduk Indonesia.
"Kalau PKB bisa mengurus konstituen dengan baik. PKB jangan banyak
agendanya, yang penting ngurus NU saja, akan menang pemilu," tandasnya.
Baca Juga: Menteri Rame-Rame Minta Tambah Anggaran, Cak Imin Rp 100 T, Maruar Rp 48,4 T, Menteri Lain Berapa T
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News