SURABAYA, BANGSAONLINE.com – Tazsa Miranda Devira (20) mahasiswa Unesa jurusan Pendidika Kepelatihan Olahraga angkatan 2016 berhasil mengharumkan nama Indonesia di ajang SEA Games Malaysia 2017.
Pada awalnya Tazsa mengaku Gymnastik bukan cabang olahraga yang dia geluti. Sejak kelas 3 SD Tazsa bergelut pada cabang olahraga renang, namun ketika mendalami renang tidak menunjukkan kemajuan yang signifikan. Dari situ orang tuanya mengenalkan pada Gymnastik, akhirnya setelah mencoba mengikuti kejuaraan memiliki hasil yang baik.
Baca Juga: Salah Satu Maling di Warkop yang Ditangkap Polsek Gubeng Ternyata DPO Curanmor Kampus UNESA
Tazsa dilahirkan di tengah keluarga yang aktif pada bisang olahraga. “Sebenarnya dari Orang Tua yang ngenalin, kebetulan Ayah aktif di Silat dan ibu dulu sempat Sepatu Roda juga,” ungkap Tazha ditemui saat latihan di Gedung Senam Nusantara Kamis 29/03/2018.
Dalam perjalanan karir Tasha sebagai atlit senam sendiri sudah menyumbangkan banyak medali baik dari kompetisi Nasional maupun Internasional, diantaranya POPNAS ( Pekan olahraga Nasional) tahun 2009 berhasil mendapat 3 emas, pada 2011 mendapat 2 emas dan 1 perak, tahun 2013 mendapat 2 emas dan 1 perunggu.
Pada PON 2012 mendapat 1 emas dan 1 perunggu dan 2016 mendapat 2 emas dan 1 perunggu, lalu pada PRAPON 2015(Pra Pekan Olimpiade Nasional) mendapat 2 emas dan 1 perak.
Baca Juga: Mengapa Jupiter Punya Cincin, Sedangkan Bumi Tidak? Ini Penjelasannya
Dalam kejuaraan Internasional Tazha juga mendapat medali perunggu di ASEAN SCHOOL lomba antar pelajar pada tahun 2014 di Filipina dan di kejuaraan Islamic Solidarity Games (ISG) di Baku, Azerbaijan, juga mendapat 1 perunggu.
Dari semua medali yang diperolehnya, Tazsa mengaku medali perunggu dari ajang Sea Games 2017 adalah pencapaian tertingginya. “Sebenernya pencapaian tertinggi itu yang di Sea Games kemarin, sih,” jelasnya sambil tersenyum ramah.
Pada Sea Games 2017 Tazha tergabung dalam tim senam berkelompok. Bersama timnya, Tazha berhasil menyumbangkan medali perunggu.
Baca Juga: Pj Gubernur Jatim Yakini Konaspi XI Cetuskan Solusi Konkret Tingkatkan SDM untuk Indonesia Emas 2045
Sebagai mahasiswa Tazsa juga mengaku harus pandai-panda membagi waktu untuk kuliah dan latihan. Untuk meningkatkan kemampuannya Tazha berlatih setiap hari senin-sabtu. Selain itu Tazha juga memiliki riwayat cidera lutut yang lumayan parah sehingga membuatnya harus meluangkan waktu untuk terapi.
“Sebenarnya cidera ini sudah dari tahun 2012. Harusnya disuruh oprasi, tapi saya nggak mau. Soalnya masa rehabilitasinya lama, sedangkan usia saya ini kan usia produktif untuk atlet. Jadi saya lebih memilih untuk terapi saja,” ungkap Tazsa.
Ditanya tentang harapan kedepannya Tazha mengaku harus lebih baik lagi dari yang sekarang dan terus semangat. Saat ini Tazha tengah disibukkan dengan latihan untuk seleksi Asian Games 2018. (*)
Baca Juga: Dinas Pendidikan Gresik Teken MoA dengan Unesa
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News