MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Program angkutan sekolah gratis yang telah berjalan sejak sekitar tiga tahun lalu ternyata belum menjangkau seluruh kelurahan yang ada. Dari sebanyak 18 kelurahan yang ada, pemkot setempat baru memfasilitasi 14 kelurahan dengan angkutan umum massal.
"Dari 18 kelurahan masih terlayani 14 rute, masih kurang 4 rute lagi. Saat ini kita mengajukan dan berharap mendapat tambahan lagi dari pemerintah (pusat) untuk memberikan armada angkutan sekolah gratis," cetus Wali Kota Mojokerto, Masud Yunus, Minggu (8/4).
Baca Juga: Pemkot Mojokerto Gelar Puncak Peringatan HUT ke-79 PGRI dan Hari Guru Nasional 2024
Untuk menjangkau seluruh rute, Wali Kota menjelaskan pihaknya masih memerlukan tambahan enam armada lagi. "Kebutuhan kita keseluruhan 25 armada, sementara saat ini kita masih punya 19 armada. Jadi kurang 6 armada lagi," hitungnya.
Ditanya apakah dengan plafon tersebut maka Mojokerto bisa bebas siswa bermotor, Wali Kota mengiyakan. "Ya (armada tersebut) tidak secara langsung bisa meng-cover seluruh kebutuhan siswa. Setidaknya, 2019 kebutuhan tercukupi, armada yakni 25 unit terpenuhilah," pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Mojokerto Gaguk Tri Prasetyo menjawab soal penambahan armada angkutan sekolah gratis mengaku sepakat. "Kebutuhan kita 25 armada, dan saat ini masih 19 armada. Artinya masih kurang 6 armada. Targetnya 2019 kebutuhan tercukupi karena kita sudah mengajukan penambahan ke Kemenhub RI, mudah-mudahan direalisasi," katanya.
Baca Juga: Dikbud Kota Mojokerto Perjuangan Nasib 1.000 Anak Miskin ke Kemendikbudristek
Walau demikian, Gaguk tampak meragukan 25 armada sekolah gratis itu nantinya akan menghilangkan siswa yang ke sekolah dengan menggunakan motor. "Apakah itu bisa? Keberadaan armada-armada itu tidak secara langsung bisa meng-cover seluruh kebutuhan siswa. Sebab kesadaran orang tua dalam rangka bebas siswa bermotor tidak bisa dikaitkan secara langsung dengan armada yang ada. Tapi boleh saja merekomendasikan itu. Silakan saja," pungkasnya.
Kalangan wakil rakyat juga menyoal program zero siswa bermotor. "Kita mendorong eksekutif agar konsen terhadap penambangan armada sekolah. Persoalannya, jumlah siswa tiap tahun tambah meningkat. Dengan demikian, pengadaan armada sekolah gratis ini didorong demi tercapainya program zero siswa bermotor. Ini tentu bagus untuk menekan jumlah laka lantas terutama di level ini," tandasnya.
Untuk kebutuhan angkutan sekolah gratis ini, sebenarnya pemkot baru memiliki sekitar 5 armada. Terdiri dari dua bus bantuan Kemenhub dan tiga mobil station wagon jenis Grand Max. Selebihnya adalah kemitraan pemkot dengan pemilik armada angkutan kecil. Satu dayung terlampaui untuk program angkot gratis dan mempertahankan armada mati suri ini. (yep/rev)
Baca Juga: Siapkan Generasi Emas 2045, Pemkot Mojokerto Tingkatkan Edukasi Generasi Berencana
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News