BANYUWANGI, BANGSAONLINE.com - Kemajuan obyek pariwisata Banyuwangi membuat agen travel yang memanfaatkan keadaan dengan cara membuka aplikasi online bodong yang tidak jelas keberadaan kantornya bermunculan.
Melihat fakta itu, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Banyuwangi langsung menegaskan bahwa setiap travel harus punya legalitas usaha yang jelas yang sudah terdaftar.
Baca Juga: Sektor Pariwisata dan Perhotelan di Banyuwangi Mulai Bergerak Naik
"Kami bersama dengan DPRD Banyuwangi sudah merangkai perda tentang jasa travel," terang Kadisbudpar M. Yanuarto Bramuda saat di konfirmasi di kantornya, Kamis (24/5/2018).
Kadisbudpar yang akrab dipanggil Bram ini mengatakan, selain travel, pihaknya juga menekan guide yang berasal dari luar kota. "Saya takutnya guide menginformasi tentang pariwisata dan budaya Banyuwangi salah. Dikarenakan guide dari luar kota hanya tahu cerita pariwisata dan budaya Banyuwangi lewat media sosial dan website," ungkap Yanuarto.
Selain itu, pihaknya juga lagi progres untuk penertiban homestay, agar para pemilik segera melakukan pemutihan izin. Disbudpar juga sudah merencanakan akan menetapkan harga homestay. Dikarenakan harga homestay di Banyuwangi hampir menyamai dengan tarif hotel.
Baca Juga: Disbudpar Banyuwangi Suguhkan Kejayaan Kerajaan Blambangan di BEC ke-9
"Padahal class homestay yang ada sekarang ini kapasitasnya biasa," jelasnya kepada awak media.
Yanuarto berharap, budaya Banyuwangi bisa menjadi ruh dengan contoh budaya Bali. Orang Bali memakai busana adat dalam keseharian tidak malu. Lalu kalau melihat kesenian Barong di Bali setiap hari ada terus.
"Saya ingin budaya dan tradisi kami hidup. Kalau sudah hidup seperti di Bali berarti budaya dan tradisi sudah bisa menjadi sebuah pekerjaan. Budaya dan tradisi Banyuwangi jangan hanya menjadi hiasan dan harus bisa jadi kegiatan utama yang sangat spektakuler," pungkasnya.
Baca Juga: Promosikan Budaya dan Seni Osing, Disbudpar Banyuwangi Gelar Aktualisasi Seni
Untuk budaya di area kota, Disbudpar akan mengangkat dan mempromosikan budaya Sumur Sritanjung yang ada di Kelurahan Temenggungan. Saat ini, tim masih berdiskusi dan berkoordinasi dengan pemilik dan juru kuncinya. (gda/ian)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News