JAKARTA(BangsaOnline)Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj menegaskan upaya untuk memindahkan makam suci Nabi Muhammad harus ditentang keras oleh umat Islam.
“Allah yang akan menjaga Utusan-Nya, semoga yang akan membongkar makam beliau dilaknat Allah,” tegasnya, Rabu.
Baca Juga: Rais Aam PBNU Ngunduh Mantu dengan Pemangku Pendidikan Elit dan Tim Ahli Senior di BNPT
Kiai Said yang menyelesaikan pendidikan doktornya di Universitas Ummul Qura Makkah ini menjelaskan, memang, ada kebencian mendalam orang-orang Wahabi terhadap jamaah yang menziarahi makam Rasulullah karena hal itu dianggap syirik.
“Banyak orang Arab Saudi yang sudah bepergian ke pojok-pojok dunia, tetapi belum pernah ke Madinah,” jelasnya.
Ia menggambarkan hal ini, seperti orang Indonesia yang sudah pergi ke mana-mana, tetapi belum pernah mengunjungi Candi Prambanan atau Borobudur.
Baca Juga: Hari Santri Nasional 2024, PCNU Gelar Drama Kolosal Resolusi Jihad di Tugu Pahlawan Surabaya
Sebelumnya, harian The Independent melaporkan adanya proposal yang sudah disebarkan di lingkungan pengelola dua masjid suci, masjidil haram dan masjid nabawi. Salah satunya berisi rencana tentang pemindahan makam nabi dari Masjid Nabawi ke pemakaman al Baqi, dan menjadikan makam nabi anonim sebagaimana makam-makam keluarga nabi yang sebelumnya sudah dipindah ke tempat tersebut.
Bocornya dokumen yang ditulis akademikus Arab Saudi mengenai usulan pemindahan makam Nabi Muhammad menjadi perbincangan publik. Laporan di harian The Independent berjudul "Saudi Menghadapi Risiko Perpecahan Baru dengan Usulan Memindahkan Makam Nabi Muhammad" itu mengutip usulan dalam dokumen oleh seorang akademikus yang beredar di antara para pengawas Masjid Nabawi.
Dalam laporan setebal 61 halaman tersebut dijelaskan bahwa makam, termasuk kerangka jenazah Nabi Muhammad, yang kini berada di Kubah Hijau Masjid Nabawi di Madinah akan dipindahkan ke pemakaman al-Baqi, yang letaknya tak jauh dari Masjid Nabawi.
Baca Juga: Ba'alawi dan Habib Luthfi Jangan Dijadikan Pengurus NU, Ini Alasan Prof Kiai Imam Ghazali
Makam Nabi Muhammad merupakan tempat suci dan keramat bagi umat Islam. Setiap hari, banyak jemaah yang berdoa di sana. Saat musim haji tiba, peziarah akan membeludak mengunjungi makam Nabi Muhammad yang berjejeran dengan makam Abu Bakar Ash-Shiddiq dan Umar bin Khathab.
Rencana pemindahan makam ini menuai sejumlah kritik. Kepada The Independent, Senin, 1 September 2014, Direktur Yayasan Penelitian Peninggalan Islam Saudi Dr Irfan al-Alawi mengatakan upaya apa pun untuk melakukan perubahan terhadap makam akan memicu kerusuhan. Langkah itu juga berisiko memicu ketegangan sektarian antara Sunni dan Syiah yang kini telah terjadi di Suriah dan Irak.
Setiap hari jutaan umat Islam, baik Syiah maupun Sunni, berziarah dan berdoa di sana. Pemindahan makam Nabi Muhammad dari Masjid Nabawi menuju pemakaman al-Baqi yang tak jauh dari Nabawi bisa memicu ketegangan sektarian antara Sunni dan Syiah seperti yang kini telah terjadi di Suriah dan Irak.
Baca Juga: Tembakan Gus Yahya pada Cak Imin Mengenai Ruang Kosong
Menurut Direktur Yayasan Penelitian Peninggalan Islam Saudi, Dr Irfan al-Alawi, kaum Wahabi yang merupakan cabang dari Sunni menganggap penyembahan dan penyucian “benda”, termasuk makam, sebagai praktek syirik.
Ia menduga pemindahan makam dimaksudkan untuk mencegah perbuatan syirik atau penyembahan berhala. “Memang, jemaah yang mengunjungi Kubah Hijau, tempat makam Nabi Muhammad berada, akan menoleh ke pemakaman dan berdoa,” tutur al-Alawi kepada The Independent, Senin, 1 September 2014.
Dengan alasan dan cara lebih ekstrim, hal serupa sudah lebih dulu dilakukan pada makam Nabi Yunus di Kota Mosul, Irak, pada akhir Juli lalu. Militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang menguasai wilayah tersebut menganggap menziarahi makam termasuk penyembahan berhala. Oleh karena itu, mereka kemudian menghancurkan Makam Nabi Yunus.
Baca Juga: Respons Hotib Marzuki soal Polemik PKB-PBNU
Bahkan, ISIS bersumpah akan menghancurkan Kabah jika mereka berhasil menguasai Arab Saudi dan mencapai Mekah. Mereka menyatakan Kabah menyebabkan seseorang "menyembah batu selain Allah". Menanggapi kerasnya paham dan tindakan ISIS itu, pemerintah Arab Saudi telah menyerukan bahwa kelompok itu merupakan musuh nomor satu umat Islam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News