MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Dukungan para kiai, habaib, dan masyayikh NU terhadap calon gubernur Jawa Timur dan Wakil Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Emil Elestianto Dardak makin meluas. Sekitar 400 ulama, habaib, kiai, masyayikh dan nyai dari 38 kabupaten dan kota se-Jawa Timur berkumpul di aula keluarga Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA di Pacet Mojokerto, Ahad (3/6/2018). Para kiai yang terdiri dari NU struktural dan kultural itu menggelar halaqah untuk pemilihan gubernur dan wakil gubernur Jawa Timur.
Hasilnya, para kiai – terutama jajaran Syuriah dan Mustasyar NU dari berbagai daerah Jawa Timur - sepakat menghukumi fardlu ain memilih Khofifah Indar Parawansa dan Emil Elestianto Dardak sebagai gubernur dan wakil gubernur Jawa Timur pada 27 Juni 2018 nanti. Bahkan para kiai itu sepakat menandatangani pernyataan, fatwa dan seruan hukum fardlu ain memilih Khofifah itu untuk disebarkan kepada umat dan warga Jawa Timur.
Baca Juga: Dukungan Para Pekerja MPS Brondong Lamongan untuk Menangkan Khofifah di Pilgub Jatim 2024
”Pemilihan gubernur adalah bagian dari cita-cita kemerdekaan Republik Indonesia yaitu terwujudnya rakyat Jawa Timur yang maju, adil dan makmur. Untuk mewujudkan cita-cita luhur itu para kiai sepakat memilih pemimpin atau gubernur yang memenuhi syarat utama sebagai pemimpin. Pertama, ma’rifatul haq yaitu pemimpin yang mengerti persoalan, tahu kewajiban, mengerti hak-hak rakyat dan punya gagasan-gagasan besar untuk mengentas kemiskinan dan menyejahterakan rakyat, “ kata Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, Mustasyar PCNU Surabaya yang juga pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto Jawa Timur.
Kedua, tegas Kiai Asep, seorang pemimpin harus iqomatul haq. ”Yaitu mampu melaksanakan atau mewujudkan gagasan-gagasan besar itu ke dalam program kongkrit yang bisa dinikmati langsung oleh rakyat yang dipimpinnya, dalam hal ini rakyat Jawa Timur,” kata Kiai Asep yang juga Ketua Umum Pusat Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu).
Ketiga, kata Kiai Asep, seorang pemimpin (gubernur) harus memiliki sifat amanah, tabligh dan fathonah. “Nah, syarat-syarat itu setelah ditimbang masak-masak dalam pilgub sekarang ini hanya ada pada paslon nomor 1 yaitu Khofifah Indar Parawansa,” tegas Kiai Asep Saifuddin yang putera salah satu pendiri NU KH Abdul Chalim. Sekedar informasi, pada kepengurusan PBNU pertama, Kiai Abdul Chalim adalah Naibul Katib Syuriah PBNU yaitu wakil dari Katib Awal Syuriah PBNU KH Abdul Wahab Hasbullah.
Baca Juga: Blusukan di Pasar Sidoharjo Lamongan, Khofifah akan Tutup Kampanye di Jatim Expo
Karena itu, kata Kiai Asep, sebanyak 400 kiai, habaib, dan masyayikh yang hadir dalam halaqah ini sepakat memutuskan fardlu ain memilih pasangan Khofifah-Emil pada 27 Juni 2018 nanti. ”Kenapa fardlu ain? Karena ada dasar hukum kuat baik secara fiqh maupun hadits,” kata Kiai Asep yang mantan ketua PCNU Kota Surabaya.
Kiai yang fasih bahasa Arab dan bahasa Inggris ini pun menunjuk referensi Kitab Al-Bujairimi ‘Alal Khotib jilid 4 Halaman 318 yang artinya: Barangsiapa memilih seorang pemimpin, sedang rakyat yang dipimpin adalah orang-orang muslim, dan dia tahu bahwa ada calon pemimpin lain yang lebih baik dari orang yang ia pilih, maka sungguh ia telah berkhianat kepada Allah, RasulNya dan kepada orang-orang mukmin.”
Kiai Asep yang pendiri Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kota Surabaya itu juga menunjukkan dasar Hadits dalam Kitab As-Sunanul Kubro lil-Imam Baihaqi yang artinya: Barangsiapa memilih pemimpin dari kalangan orang Islam dan dia tahu bahwa ada yang lebih layak berkaitan dengan kepemimpinan dari pada yang dia pilih dan dia lebih pandai tentang Al-Quran dan Al-Hadits, maka sungguh dia berkhianat kepada Allah, kepada Rasul-Nya, dan kepada kaum muslimin.”
Baca Juga: Survei Poltracking Terbaru, Khofifah-Emil Melejit Tinggalkan Risma-Hans dan Luluk-Lukman
Berdasar hal-hal di atas, kata Kiai Asep, maka para ulama, kiai, habaib, masyayikh dan nyai sepakat menghukumi fardlu ain memilih Khofifah-Emil.
Sementara Rais Syuriah PCNU Porbolinggo, KH Jamaluddin Al-Hariri yang hadir dalan acara itu menegaskan bahwa ia memilih Khofifah karena ketua umum PP Muslimat NU itu sangat bermanfaat bagi NU. ”Mulai Muktamar NU di Jombang saya sudah bertekad tak akan memilih calon gubernur yang merusak NU,” kata pengasuh Pondok Pesantren Sirojut Tholibin Probolinggo ini.
Senada dengan Kiai Jamaluddin, Rais Syuriah PCNU Banyuwangi KH Ahmad Hisyam Syafaat juga mengatakan bahwa Khofifah merupakan calon gubernur yang bisa diharapkan memperbaiki Jawa Timur dan NU ke depan. Pengasuh Pondok Pesantren Darussalam Blok Agung Banyuwangi yang punya ribuan santri ini mengaku tak bisa berharap kepada calon gubernur lain selain Khofifah.
Baca Juga: Survei ARCI: Khofifah-Emil Dominan di Mataraman
Pada acara halaqah kali ini hadir para kiai yang dikenal punya pengikut besar. Dintaranya KH Nuruddin, Mursyid Thoriqoh Naqsabandi Kholidiyah Pondok Pesantren Al-Falah Pondok Waluh Kencong Jember, KH Marzuqi Amanu, Mursyid Thoriqoh Qodiriyah wan Naqsabandiyah dan Pengasuh Pondok Pesantren Al-Amien 2 Puger, KH Ahmad Laiq, Pengasuh Pondok Pesantren Darussalam Rejo Umbul Sari Jember.
Dari Banyuwangi, selain Kiai Hisyam Syafaat juga tampak KH Yusuf Nur Iskandar, KH Suyuthi Toha, KH Abd Hamid, KH Muslih Anwar. Begitu juga dari Problolinggo selain Kiai Jamaluddin juga tampak hadir Ketua PCNU Probolinggo KH Abdul Hadi, KH Wasik Hannan, KH Idrus Ali dan lainnya.Dari Lumajang tampak KH Ahmad Dahlan, KH Astawi Hanif, KH Abdul Hamid, KH Sholihin, KH Muh Dahlan dan kiai lainnya.
Sedang para bu Nyai yang hadir, diantaranya, Nyai Hajjah Mahfudzoh, putri pendiri NU KH Abdul Wahab Hasbullah, Nyai Alif Fadlihah, istri Dr KH Asep Saifuddin Chalim, Nyai Mutammimah Hasyim Muzadi, PC Muslimat Malang, Nyai Masruroh Wahid, Ketua PW Muslimat NU Jatim dan para bu nyai lainnya.
Baca Juga: Siap Jadikan Jawa Timur Sebagai Gerbang Baru Nusantara, Khofifah-Emil Ajak Sukseskan Pilkada 2024
Yang menarik, awalnya para kiai dan bu nyai yang tandatangan sekitar 380 orang, tapi kemudian banyak yang menyusul. Diantaranya KH Afifuddin Muhajir Situbondo, KH Yazid Karimullah dan para kiai lainnya.
Lalu bagaimana respon Khofifah? Mantan Menteri Sosial RI ini mengaku sangat senang dengan acara ini. Ia mengaku tak menyangka pada bulan puasa seperti ini para kiai berkenan meluangkan waktu untuk berkumpul mendukung dirinya. Karena umumnya puasa jadwal kiai padat dengan ritual masing-masing di pesantrennya. Karena itu ia mengucapkan terimakasih kepada para kiai yang telah berkenan hadir dan mendukung pasangan calon no 1.
Sebelumnya, acara silaturahim kiai juga digelar di Pondok Pesantren At-Taroqi Karongan Sampang Madura. Acara ini diikuti 200 kiai se-Madura. Saat itu Wakil Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur KH Ahmad Shiddiq memimpin pembacaan pernyataan sikap 200 kiai se-Madura mendukung Calon Gubernur-Wakil Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak, Selasa (15/5/2018).
Baca Juga: Sholawatan Bersama Habib Syekh, Khofifah Ajak Generasi Muda Tingkatkan Prestasi dan Jauhi Narkoba
Pembacaan pernyataan sikap yang berjudul "Seruan dan Fatwa Fardlu 'Ain Para Masyayikh (Kiai-Kiai Madura) untuk memilih Paslon Khofifah Indar Parawansa dan Emil Elestianto Dardak dalam Pilgub Jawa Timur 27 Juni 2018" itu bertempat di Pondok Pesantren At-Taroqi Karongan Sampang Madura.
Acara silaturahim para ulama se-Madura yang melahirkan Seruan dan Fatwa Fardlu 'Ain Memilih Khofifah-Emil itu dihadiri 250 ulama. Mereka bahkan menandatangani pernyataan sikap mendukung Khofifah- Emil sekaligus memfatwakan fardlu 'ain. Mereka umumnya pengasuh pondok pesantren dari 4 kabupaten yaitu Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Sumenep.
Antara lain: KH Fauroq Alawy, pengasuh Pesantren Attaroqi Karongan Sampang (tuan rumah), KH Wasik, Wakil Ketua Dewan Syuro PKB Sampang, KH Abdullah Satar, pengasuh pesantren Miftahul Ulum Pamekasan, KH Mahrus Ali, pengasuh pesantren Taman Sari Bangkalan dan para kiai lainnya.
Baca Juga: Di Sidoarjo, Khofifah Ajak Sukseskan Pilkada Serentak 2024 dengan Damai dan Senang
Acara ini dibuka KH Abdullah Siraj dari Pesantren Sidogiri Pasuruan dan menampilkan Dr KH Asep Saifudfin Chalim, pengasuh Pesantren Amantul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto sebagai pembicara utama, disamping Khofifah Indar Parawansa. (tim)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News