SIDOARJO (BangsaOnline) - Kondisi Tanggul Lumpur di kawasan Kecamatan Porong Sidoarjo mengkhawatirkan. Sebab air lumpur hanya berjarak sekitar 40 sentimeter dari bibir tanggul. Karena itu, tanggul lumpur ini juga rawan jebol karena tidak kuat menahan volume air lumpur.
Sedangkan di sisi barat tanggul, tepatnya di titik 10 D, hingga titik 21 yang berada di desa Siring juga mengkhawatirkan, terutama di titik 21, kondisi permukaan lumpur dengan bibir tanggul sejajar, apalagi kondisi semburan lumpur masih terus mengeluarkan matreal air dan lumpur.
Baca Juga: Mantan Bupati Sidoarjo Masuk Lapas Porong
Kendati demikian, warga korban lumpur tetap ngotot untuk melarang Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) melakukan ahktifitasnya yaitu memperkuat tanggul dan mengalirkan lumpur dan air lumpur ke Sungai Porong, akibat pelunasan ganti rugi milik warga korban lumpur Lapindo yang belum dilunasi.
Kondisi tanggul lumpur yang memprihatinkan, membuat Gubernur Jawa Timur, Soekarwo ikut angkat bicara. Dia pun menghimbau kepada warga jangan sampai menganggu aktifitas umum. "Kami berharap warga jangan sampai mengaggu aktifitas umum," katan Pakde Karwo, panggilan karib Soekarwo saat menghadiri acara peresmian Balai Karantina Ikan di Desa Jemundo Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo, Rabu (3/9/2014).
Pakde Karwo pun meminta Bupati Sidoarjo H Saiful Ilah dan jajaran kepolisian untuk ikut menghimbau agar warga tidak menganggu fasilitas umum tersebut. Soekarwo juga menyayangkan atas aksi warga yang menghadang penanggulan yang dilakukan BPLS untuk meninggikan tanggul tersebut. Dirinya menyarankan kepada warga yang ingin melakukan aksi unjuk rasa jangan sampai dilakukan di tempat tersebut. "Kalo mau demo jangan di situ, di tempat lain kan bisa," pungkasnya
Baca Juga: Cek Dampak Gempa Malang, BHS Tinjau Kondisi Tanggul Lumpur Lapindo
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News