TUBAN, BANGSAONLINE.com - Jembatan nasional Babat, Kabupaten Lamongan yang terhubung dengan Widang, Kabupaten Tuban mulai Rabu (6/6) pagi kembali dibuka. Kendaraan kecil, motor, bus dan truk berkapasitas di bawah 40 ton dari arah Surabaya menuju Semarang boleh melewati jembatan cincin tersebut.
Jembatan yang ambruk pada 17 April 2018 itu dibuka langsung oleh Gubernur Jawa Timur, Soekarwo didampingi Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) VIII Surabaya I Ketut Dharma Wahana, Bupati Tuban Fathul Huda, Kadishub Tuban Muji Slamet, dan Kadis Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Choliq Qunnasich.
Baca Juga: Belum Genap Sebulan Diperbaiki, Jembatan Damseng Senori Sudah Rusak
Di sela-sela meninjau, Soekarwo mengungkapkan bahwa jembatan tersebut sudah lama diuji sebelum difungsikan. Pengujian itu meliputi kekuatan, getaran, maupun kelayakan lainnya.
"Semua sudah diuji, jembatan ini sudah bisa dilewati. Tetapi, 40 ton lebih gak boleh lewat. Berjejer gak boleh apalagi bebannya yang 40 ton," kata Pakde Karwo sapaan akrabnya.
Guna menghindari risiko, kini jembatan tersebut diberi rambu-rambu atau petunjuk lalu lintas per-bentangnya. Di bentang ketiga misalnya, sudah diberi yellow box. Artinya, kendaraan apapun tidak boleh berhenti. Sedangkan pada jembatan bentang 1, 2, 4, dan 5, diberi kotak putih yang berarti truk tidak boleh menyalip. Sementara yang kotak putih di sebelah kiri khusus jalur truk dan yang kanan untuk sedan atau bus.
Baca Juga: Sempat Molor, Proyek Jembatan Dam Seng Senori Tuban Akhirnya Hampir Selesai
"Karena jembatan ini kapasitasnya 40 ton, kami berharap truk tidak berjalan beriringan kanan kiri. Prinsipnya adalah kehati-hatian, karena tidak mungkin ada petugas yang jaga sebelum jembatan timbang diaktifkan," paparnya.
Di tempat yang sama, I Ketut Dharma Wahana menjelaskan bahwa sebelumnya pihaknya juga sudah melakukan uji kelayakan pada 5 bentang jembatan menggunakan truk 40 ton.
Baca Juga: Warga Keluhkan Progres Proyek Jembatan Damseng, Kini Jalan Darurat pun Putus Diterjang Banjir
"Secara teknis jembatan ini mampu dilewati tiga truk sekaligus dengan beban maksimal 40 ton atau truk baik berjejer maupun beriringan. Hasil uji coba jembatan kemarin, untuk bentang ketiga elastis. Artinya saat dilewati truk rangkanya menurun, kemudian jika truknya sudah lewat bentangnya kembali naik atau normal. Jika tidak kembali naik, berarti ada permasalahan dengan jembatan," paparnya.
"Akan tetapi, tidak bisa menjamin apakah truk yang melintasi jembatan ini bebannya semua 40 ton. Oleh sebab itu, jika melalui jembatan ini dibatasi dengan cara beriringan," bebernya.
Ia menyatakan jika BBPJN akan melakukan monitoring dan evaluasi setiap dua minggu sekali. Selanjutnya, sesuai kesepakatan dengan pihak Litbang evaluasi dan monitoring ini akan dilakukan selama akhir tahun.
Baca Juga: Tahun ini, Pemkab Tuban Berjanji Bangun Jembatan Glendeng
"Selama memonitoring, kami akan melihat manual perilaku jembatan. Jika ada baut yang kendor kita kencangkan. Tetap kita pantau hingga akhir tahun ini," pungkasnya. (gun/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News