SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Nahdlatul Ulama (NU) sebagai organisasi muslim terbesar di Jatim memberikan kontribusi besar dalam menciptakan suasana sejuk, aman, dan nyaman bagi masyarakat Jatim.
Hal tersebut disampaikan Gubernur Jawa Timur Dr. H. Soekarwo saat menghadiri Silaturahim dan Buka Puasa PWNU, PCNU, dan Forkopimda Jatim serta Tokoh Masyarakat di Kantor PWNU Jatim, Kamis (7/6).
Baca Juga: Erick Thohir Jadi Ketua Pengarah Satu Abad NU
Dikatakan, konsep yang ditawarkan oleh NU yang dikenal dengan Ahlussunnah Wal Jamaah (Aswaja) telah memberikan ruang yang positif dalam mendukung suasana kondusif di Jatim.
Dukungan dan peran serta dari kiai, ulama, serta santri yang mengajarkan hubungan kepatuhan dan kesantunan antar sesama memberikan konsep kesejukan yang bagus sekali, sehingga peranan kiai di Jatim sangat besar dalam menciptakan rahmatan lil alamin.
Pakde Karwo-sapaan akrab Gubernur Jatim menambahkan provinsi Jatim berpenduduk mayoritas pemeluk islam terbesar atau sekitar 97,6 persen. Sebanyak 68.9 persennya berasal dari NU.
Baca Juga: Pakde Karwo, Mantan Gubernur Jatim, Diperiksa KPK
Oleh karenanya, Pakde Karwo meminta konsep islam rahmatan lil alamin yang mengedepankan sentuhan/touch antara kiai dan santri dalam belajar ilmu agama terus dipertahankan.
"Jangan sampai ngaji menggunakan teknologi atau website. Ngaji seperti sorokan kitab kuning atau badongan bahkan rutinan jadi ke khasan santri di Jatim," tegasnya.
Jatim Barometer Keamanan Nasional
Baca Juga: Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, Mutiara Indonesia dari Jawa Timur
Sementara itu, Ketua PWNU Jatim KH. Mutawakil Allallah mengatakan, NU terus berkomitmen untuk menjadikan Jatim sebagai barometer keamanan nasional. "Kami terus bersinergi dengan pemerintah, TNI dan Polri dalam mendukung dan mempertahankan Jatim sebagai barometer nasional," ujarnya.
Salah satu bukti nyata yang dilakukan oleh PWNU adalah mengunjungi gereja dan menyampaikan rasa simpati sekaligus memberikan dukungan kepada pihak yang menjadi korban bom gereja beberapa waktu lalu.
Ia menambahkan bahwa PWNU telah menyampaikan kepada pendeta bahwa bom yang dilakukan di gereja tidak ada hubungannya dengan islam, melainkan kejahatan yang mengatasnamakan islam.
Baca Juga: Ucapkan Selamat Harlah NU, Wali Kota Kediri Harapkan NU Tetap Jadi Pedoman dan Dampingi Masyarakat
Untuk itu, PWNU meminta kepada pendeta kepada jamaatnya untuk tidak terprovokasi dan melakukan upaya saling membalas teror kepada umat islam.
"Jika ummat Nasrani dan muslim terprovokasi dan melakukan tindakan saling balas, maka teror akan semakin meluas," terangnya.
Kegiatan buka puasa bersama ini merupakan rangkaian kegiatan buka bersama Forkopimda Jatim. Sebelumnya, kegiatan sama dilakukan antara lain di gedung negara Grahadi, Polda Jatim, Kodam V Brawijaya, dan AAL, Pengadilan Tinggi, dan Kejaksaan Tinggi, serta beberapa kantor organisasi keagamaan Prov. Jatim. (ian/rev)
Baca Juga: NU Lahir atas Istikharah Kiai, Gubernur Khofifah: Santri Pemimpin Masa Depan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News