Mengarak Pengantin Kopi di Keboen Kopi Karanganjar

Mengarak Pengantin Kopi di Keboen Kopi Karanganjar

BLITAR, BANGSAONLINE.com - Di tengah gerusan budaya modern, tradisi unik pengantin kopi masih dilestarikan di Blitar. Tepatnya di Keboen Kopi Karanganjar atau De Karanganjar Koffieplantage, Dusun Karanganyar, Desa Modangan, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar.

Baca Juga: Tradisi Manten Tebu Tandai Musim Giling Pabrik Gula di Blitar

Arak-arakan pengantin kopi ini merupakan ritual tahunan yang digelar pemilik Keboen Kopi Karanganjar, untuk menandai dimulainya musim panen kopi.

Ritual ini dimulai dengan memetik kopi di salah satu lokasi perkebunan kopi seluas 250 hektare tersebut yang dianggap paling subur. Untuk memetik kopi, sejumlah sesepuh hadir untuk memimpin ritual. Para sesepuh inilah yang akan memilih mana kopi lanang (laki-laki) dan mana kopi wadon (perempuan) yang akan dijadikan pengantin. Setelah itu kopi lanang dan kopi wadon dibungkus menggunakan kain putih lalu diarak mengelilingi sebagian kebun kopi diiringi alunan gamelan.

Setelah diarak, kopi lanang dan kopi wadon diserahkan kepada pengelola pabrik kopi di yang sudah menunggu di pendopo yang juga dijadikan pelaminan pengantin kopi sebagai pertanda siap diolah. Penyerahan pengantin kopi ini diikuti dengan kenduri sebagai tanda syukur kepada sang pencipta.

Baca Juga: Meriahnya Pawai Ogoh-Ogoh Jelang Nyepi di Blitar

"Ini adalah tradisi turun temurun yang sudah ada sejak puluhan tahun lalu dan akan tetap kami lestarikan sebagai salah satu warisan budaya asli Kabupaten Blitar," jelas pengelola Keboen Kopi Karanganjar, Wima Brahmantya, Sabtu (7/7/2018).

Suwito (66) salah satu sesepuh setempat yang ikut mengarak pengantin kopi mengatakan, tujuan ritual pengantin kopi adalah sebagai ucapan rasa syukur kepada sang pencipta. Agar hasil panen tahun-tahun berikutnya lebih baik dan lebih banyak.

Menurut Suwito, tradisi pengantin kopi sudah diadakan sejak jaman kolonial. Bahkan pada masa keemasan komoditas kopi sekitar tahun 1950 hingga 1960 ritual pengantin kopi digelar dengan sangat meriah. "Tradisi mengawinkan ini sudah ada sejak jaman penjajahan. Bahkan dulu digelar sangat meriah," tutur Suwito.

Baca Juga: Lestarikan Tradisi Saat Pandemi, Larung Sesaji di Pantai Selatan Blitar tetap Digelar namun Tertutup

Tradisi ritual pengantin kopi ini dibuka untuk umum. Wisatawan yang menghabiskan liburan ke Keboen Kopi Karanganjar boleh ikut dan melihat langsung tradisi ini. (ina/ns)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO