BLITAR, BANGSAONLINE.com - Harga daging ayam di Pasar Legi Kota Blitar terus meroket. Saat ini harga daging ayam sudah menyentuh angka Rp 38.000 per kilogram. Padahal sebelumnya harga daging ayam hanya di kisaran Rp 32.000 per kilogram. Sedangkan di tingkat pemasok untuk ayam hidup sudah mencapai Rp 25.000 per kilogram.
Umiati, salah satu pedagang daging ayam di Pasar Legi Kota Blitar mengatakan, lonjakan harga daging ayam ini sudah terjadi sejak seminggu terakhir.
Baca Juga: Pabrik Gula RMI Blitar Targetkan Produksi 1,1 Juta Ton pada 2024
"Sekarang Rp 38.000 per kilogram, sebelumnya paling mahal Rp 32.000, naiknya sudah semingguan ini," papar Umiati, Senin (16/7/2018).
Menurut dia, naiknya harga daging ayam ini diakibatkan karena minimnya stok dari pemasok. Padahal kebutuhan daging ayam di Kota Blitar cukup tinggi.
Berkurangnya stok di tingkat pemasok sendiri diakibatkan karena banyak ayam yang sakit dan mati karena faktor cuaca dan tidak mendapatkan imbuhan pakan ternak, Antibiotic Growth Promoters (AGP).
Baca Juga: Usai Lebaran, Bupati Blitar Kembali Genjot Program OVOP
"Stok ayam menipis, karena ayamnya banyak yang sakit dan mati. Padahal pemasok kan biasanya membagi kebutuhan daging ayam untuk beberapa pedagang," imbuhnya.
Dengan tingginya harga daging ayam, Umiati mengaku minat pembeli turun hingga 50 persen. Bahkan ia terpaksa mengurangi jumlah dagangan di lapaknya. Jika biasanya dalam sehari ia bisa menjual daging ayam hingga 80 sampai 90 kilogram, saat ini dalam sehari hanya terjual sekitar 60 kilogram.
"Sekarang pembeli sepi, paling ada yang beli untuk hajatan tapi kan gak setiap hari," jelasnya.
Baca Juga: Permintaan Gas Elpiji Nonsubsidi di Blitar Turun Hingga 10 Persen, ini Penyebabnya
Sementara Suyanti salah satu konsumen mengaku, tidak keberatan dengan kenaikan harga daging ayam. Karena ia hanya membeli ayam dalam jumlah sedikit untuk dikonsumsi sendiri. "Ya biasa saja sih, asalkan stok masih ada kalau naik ya gak apa-apa. Kan cuma dikonsumsi sendiri," tutur Suyanti.
Hal berbeda diungkapkan Enggar, pemilik warung ayam goreng ini mengaku mengurangi ukuran potongan ayam yang dijual di warungnya. Hal ini untuk mensiasati agar ia tak merugi saat harga daging ayam meroket.
"Harga di warung tetap gak dinaikkan. Cuma ukuranya saja jadi agak kecil. Biasanya untuk satu kilo ayam dipotong jadi delapan bagian, sekarang dipotong jadi 10 sampai 12 bagian," jelas Enggar. (ina/dur)
Baca Juga: Okupansi Hotel di Kota Blitar Mulai Meningkat, Sejak PPKM Level 1
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News