BLITAR, BANGSAONLINE.com - Anggota DPR RI Eva Kusuma Sundari terlihat sedih melihat kondisi tempat tinggal Suprianto (50), warga Desa Tegal Asri Kecamatan Wlingi, Kabupaten Blitar. Rumah berdinding anyaman bambu dan beralaskan tanah itu roboh satu hari sebelum disambangi anggota dewan dari PDI-Perjuangan itu.
Suprianto yang tinggal bersama istri dan dua orang anaknya terpaksa menumpang di rumah tetangga. Derita Suprianto tak berhenti sampai di situ, di saat tempat tinggalnya roboh, demam tinggi justru menderanya. Ia hanya bisa berbaring lemah saat Eva dan ratusan orang komunitas motor jadul mendatangi rumahnya.
Baca Juga: Syafiuddin Sosialisasikan 4 Pilar di Pondok Pesantren Manbaul Hikam
Hasil diagnosis tim media yang datang bersama rombongan mengindikasikan Suprianto menderita Demam Berdarah.
Setelah berkoordinasi dengan ketua komunitas motor jadul yang juga Wakil Bupati Blitar, Marhaenis UW, Suprianto kemudian dibawa ke RSUD Ngudi Waluyo untuk mendapatkan perawatan medis.
Kedatangan Eva, Sabtu (28/7) siang, bersama komunitas motor jadul ke rumah Suprianto sebenarnya tidak direncanakan jauh-jauh hari. Rencananya, ratusan anggota komunitas hanya akan touring ke wisata hutan Pinus Gogoniti. Namun salah seorang anggota menginformasikan keberadaan keluarga tidak mampu yang lokasinya satu arah dengan rute touring.
Baca Juga: Rapat Bersama Banggar DPR-RI, Pj. Gubernur Jatim: Momen Salurkan Aspirasi Pembangunan Daerah
Atas dasar itulah mereka kemudian berinisiatif touring tersebut diisi dengan agenda baksos untuk membantu membangun rumah Suprianto yang kondisinya memprihatinkan.
"Rencananya akan dilakukan bedah rumah, namun sebelum dibedah rumah ini sudah ambruk," ujar Eva. Eva dan komunitas motor jadul kemudian melakukan dropping material bangunan agar rumah tersebut segera dibangun kembali.
Saat berdialog dengan Poniyem, istri Suprianto, keluarga tersebut tidak hanya terhimpit kebutuhan tempat tinggal, namun juga kebutuhan pendidikan anak-anaknya.
Baca Juga: Syafiuddin Minta Menteri PU dan Presiden Prabowo Perhatikan Tangkis Laut di Bangkalan
Salah seorang anak Suprianto yang telah tamat SD tidak melanjutkan ke jenjang selanjutnya karena keterbatasan biaya. "Saya memutuskan untuk mengangkat anak mbok Poniyem sebagai anak asuh, karena umurnya sudah 12 tahun tapi belum SMP," terang Eva.
Menurut Eva, hambatan keluarga itu untuk menyekolahkan anaknya bukan SPP. Melainkan biaya seragam maupun perlengkapan lainya.
Di sisi lain, Eva mengapresiasi kegiatan positif yang dilakukan wakil bupati dan komunitas motor jadul. Apalagi sebagian peserta adalah Bacaleg PDIP.
Baca Juga: Umroh Pakai Hijab, DPR RI Minta Selebgram Transgender ini Ditangkap
"Ini adalah strategi non individual yang patut di-highlight, karena ini sifatnya gotong royong dan ada isu bersama yang ditakel bersama," tambahnya.
Menurutnya ada pesan yang sangat mengena mengenai kegiatan tersebut. Bahwa ada kepentingan yang lebih besar yang menjadi tugas bersama para Bacaleg selain untuk mendapatkan kursi. (tri/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News