SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Para putra-putri pendiri Nahdlatul Ulama (NU) kini umumnya sudah sepuh. Bahkan banyak yang sudah wafat. Maklum, NU berdiri tahun 1926. Tapi kenapa Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, kok masih kelihatan muda ketimbang putra-putri dan bahkan cucu pendiri NU yang lain.
”Orang bertanya. Loh kenapa Kiai Asep masih muda. Cucu pendiri NU seperti Gus Sholah saja sudah sepuh dan lebih tua dari saya. Karena saya anak ke-21,” kata Kiai Asep Saifuddin Chalim dalam setiap kesempatan. Kiai Asep menyampaikan itu karena kini banyak orang bertanya-tanya apa benar Kiai Asep putra pendiri NU.
Baca Juga: Kampanye Akbar, Tak Banyak Pidato, Khofifah dan Gus Barra Sibuk Bagi Souvenir & Borong Kue Pengasong
Pendiri sekaligus pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto yang juga mantan Ketua Tanfidziah PCNU Surabaya ini adalah putra salah satu kiai pendiri NU, KH Abdul Chalim Lewuimunding Majalengka Cirebon Jawa Barat. “Ayah saya itu punya anak 21 orang. Saya anak yang paling bungsu. Karena itu saya lebih muda dari Gus Sholah,” katanya.
Gus Sholah adalah Ir KH Salahuddin Wahid, cucu pendiri NU Hadratussyaikh KHM Hasyim Asy’ari. Gus Sholah kini berusia 75 tahun. Pengasuh Pesantren Tebuireng Jombang Jatim itu lahir pada 11 September 1942.
Kiai Asep kini memang jadi perbincangan publik setelah sukses mendukung Khofifah Indar Parawansa dan Emil Elestianto Dardak sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur.
Baca Juga: Pesantren di Lereng Gunung, 624 Santrinya Lolos PTN dan di 11 Perguruan Tinggi AS, Eropa dan Timteng
Ketua Umum Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) Pusat ini disebut-sebut sebagai kiai fenomenal karena dalam berdakwah dan berjuang tidak hanya piawai pidato tapi juga mengeluarkan hartanya untuk membiayai setiap perjuangannya.
”Ini kiai langka. Umumnya tim sukses itu baru melangkah kalau disuplai dana oleh calon gubernur dan calon wakil gubernurnya. Kiai Asep sebaliknya, beliau malah mengeluarkan uang milyaran rupiah untuk memenangkan Bu Khofifah dan Pak Emil,” kata seorang kiai tim 9 yang ikut berjuang untuk memenangkan Khofifah-Emil kepada bangsaonline.com.
”Bahkan kiai-kiai yang rapat di kediaman beliau di Pesantren Amanatul Ummah dalam rangka memenangkan Bu Khofifah-Emil Dardak, semua transport dan uang sakunya bahkan cinderamatanya ditanggung Kiai Asep. Para kiai itu biasanya dinaikkan pesawat. Jadi semua tiketnya ditanggung Kiai Asep,” tuturnya lagi.
Baca Juga: Aqiqah Cucu ke-20 Kiai Asep, Prof Ridwan Nasir Singgung Rabiah Al Adawiyah dan Khofifah
Kiai Asep memang dikenal sebagai kiai dermawan. Mustasyar PCNU Surabaya itu selalu bilang, “Untuk apa saya banyak uang kalau tidak untuk berjuang,” katanya. Yang menarik, sikap sosial dan dermawan ini tidak hanya menjadi tradisi Kiai Asep.
Istri tercintanya, Nyai Hj Alif Fadlilah yang kabarnya masih keturunan Sultan Hasanuddin, juga gemar bersedekah. Bahkan jiwa sosial suami-istri itu kini juga mulai menurun kepada putra-putrinya.
Kiai Asep selain suka bersedekah yang nilainya mencapai ratusan juta bahkan miliyaran rupiah juga gemar memberi makan orang. Setiap pagi di Pesantren Amanatul Ummah Pacet Mojokerto selalu mengajak sarapan pagi tamu, guru santrinya.
Baca Juga: Elektabilitas Terus Melejit, Khofifah: Banyak Doa Kita Temukan di Pasar
“Anfiq unfiq. Sedekahkan hartamu, maka Allah SWT akan menyedekahi kamu. Ini janji Allah. Kalau Allah yang janji sama kita,pasti ditepati dan sedekah Allah pasti lebih banyak dari harta yang kita sedekahkan,” katanya mengutip hadits. (MMA)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News