NGAWI, BANGSAONLINE.com - Polres Ngawi menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) bersama Kodim dan sesepuh perguruan silat di Ngawi bertempat di aula Mapolres setempat, Rabu Siang (05/09) tadi. Pertemuan yang dimulai sekitar jam 13.30 tersebut dalam rangka membahas agenda tahunan para pesilat di bulan Suro atau dikenal dengan Suro Agung.
Telah menjadi rutinitas di bulan Muharram atau bulan Suro, para pesilat, khususnya Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) dan Persaudaraan Setia Hati Winongo (PSHW) melakukan ziarah ke pendahulu di Madiun.
Baca Juga: Polres Madiun Tetap Pantau dan Ciptakan Kondusifitas Usai Pembongkaran Tugu Silat
Namun untuk tahun ini, Kapolres Ngawi AKBP MB Pranatal Hutajulu mengimbau pada para sesepuh pendekar semua perguruan silat di Ngawi untuk tidak memobilisasi anggotanya ke Madiun. Sebab, kali ini pelaksanaannya dekat dengan agenda Pilpres dan Pileg
"Tujuan dari rakor ini agar para pesilat untuk sementara tidak melakukan ziarah yang sifatnya pengerahan massa ke Madiun," jelas AKBP MB Pranatal Hutajulu pada BANGSAONLINE.com, Rabu (05/09).
Hal tersebut tidak lain untuk menjaga keamanan menjelang Pilpers dan Pileg mendatang.
Baca Juga: Tugu Perguruan Silat di Wilayah Hukum Polres Kediri Kota Mulai Ditertibkan dengan Sukarela
"Kita akan mematuhi semua yang diperintahkan oleh kepolisian. Sedangkan untuk ziarah atau kirim doa bisa kita lakukan di manapun," terang Sugeng Hariyono Ketua Cabang PSHT Ngawi saat ditemui BANGSAONLINE.com.
Imbauan tersebut memang membuat anggota atau pesilat yang telah terbiasa dengan agenda rutin tiap bulan Suro kecewa. Apalagi untuk PSHT dan PSHW, tempat yang dituju pada Suro Agung di Madiun adalah satu tempat. Sebab pendiri dua perguruan silat besar tersebut memang satu orang. Dan setiap tahun kedua perguruan ini selalu melakukan ziarah ke makam pendiri itu.(nal/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News