Reuni Nasional IV Ponpes Annuqayah Dihadiri Puluhan Ribu Alumni

Reuni Nasional IV Ponpes Annuqayah Dihadiri Puluhan Ribu Alumni

SUMENEP, BANGSAONLINE.com - Ikatan Alumni An-Nuqayah (IAA)  menggelar menggelar Reuni Nasional IV di Aula Syarqawi, Kompleks Ponpes setempat, Guluk-Guluk, Sumenep, Madura, Ahad (16/09/2019).

Temu Alumni periode keempat ini dihadiri oleh puluhan ribu Alumni Santri Pondok Pesantren An-Nuqayah dari berbagai penjuru Nusantara, seperti Banyuwangi, Jember, Sitobondo, Semarang, Yogyakarta, hingga Bandung, Jakarta, Banten, Kalimatan, dan lainnya.

Baca Juga: Dandim dan Pimpinan Ponpes Nurul Muchlisin Sumenep Beri Edukasi Vaksinasi di Depan Santri

Sedang di jajaran dewan Masyaih atau Kiai ada 17 orang yang hadir, baik Kiai sepuh dan muda. Di antaranya KH. Muqsith, Prof. Dr. KH. A'la Basyir, K. Ainul Yaqin, K. Naqib Hasan, K. Fikri, K. Syafii Anshori, K. Halimi, K. Syamli dan lainnya.

Ketua IAA Drs. Ahmad Mawardi mengucapkan terima kasih kepada ribuan alumni yang ikut hadir pada kesempatan ini, meski belum semuanya bisa hadir. "Ke depan pertemuan alumni akan digelar per dua tahun sekali, mengingat banyaknya alumni, serta agar pertemuan tambah lengket dalam silaturrahminya," ujarnya.

Adapun reuni alumni kali ini mengambil tema "Kembali ke An-Nuqayah".

Baca Juga: Bupati Fauzi Tinjau Langsung Pelaksanaan Vaksinasi di Dua Pondok Pesantren

Sementara Prof. Dr. A'la Basyir sebagai Dewan Masyaih PP An-Nuqayah dalam sambutannya mengajak para alumni agar bisa menjadi garda terdepan dalam mencegah degradasi akhlak yang mulai banyak terjadi. "Mari kita kembali tanamkan nilai-nilai yang ada di An-Nuqayah sesuai Founding Fathers kita," ajak mantan Rektor UIN Sunan Ampel

"Banyak alumni An-Nuqayah yang sudah menempati posisi jabatan strategis, baik di Legislatif, Yudikatif, Eksekutif, tokoh masyarakat, tokoh agama, dan ulama. Silakan berkarya di mana pun saja, yang penting, mari kita tanamkan nilai-nilai dan menjaga ilmu yang diserap dari PP. An- Nuqayah," pesannya.

Baca Juga: Cetak Santripreneur, Pemkab Sumenep Prioritaskan ​Program Kewirausahaan Pesantren

Sementara Ketua Yayasan K. Naqib Hasan menjelaskan bahwa Pondok Pesantren An-Nuqayah (PPA) merupakan pesantren yang berdiri sejak 140 tahun silam, tepatnya tahun 1887. Hal ini menjadikan An-Nuqayah memiliki alumni yang tersebar di berbagai wilayah, bahkan ada dari luar negeri seperti di Malaysia dan Arab Saudi.

Pondok Pesantren An-Nuqayah adalah pondok terbesar di Madura saat ini dan diasuh oleh 17 kiai sepuh dan muda. "Jumlah santri Pondok Pesantren An-Nuqayah baik yang mukimin dan kalong lebih dari 9,9 ribu. Sementara lembaga pendidikan di PPA sendiri ada 17 lembaga dari TK sampai Perguran Tinggi," paparnya

Sedangkan biaya pembayaran santri per tahun juga sangat terjangkau, mulai 75 ribu sampai 500 ribu. Misalnya di pondok putri 2 yang diasuh KH. Abdul Basith hanya 75 ribu per tahun. Sementara pembayaran per semester di Perguruan Tinggi hanya 700 ribu.

Baca Juga: Polres Sumenep Launching Pondok Pesantren Tangguh Covid-19 di Guluk-Guluk

"Namun dengan pendidikan biaya minim, bukan berarti motto pendidikan rendah. Prestasi yang diukir oleh santri PPA sudah dapat menjuarai di tingkat Nasional, bahkan di Asean seperti lomba bahasa arab, baca kitab kuning dan sebagainya. Kualitas santri PPA juga setara dengan pondok pondok besar lain seperti Sidogiri, Paiton. Justru melebihi dari mereka, hal ini karena iklim PPA yang mendorong banyaknya prestasi," klaim K. Naqib Hasan.

Hanya, K. Naqib Hasan, mengakui An-Nuqayah masih lemah dalam pengelolaan ekonomi seperti pertanian, pertenakan, perkebunan dan koperasi pesantren. "Belum mampu sejajar dengan Sidogiri. Ke depan dengan temu alumni santri An-Nuqayah ini mengharap bersama-sama bersatu membangun ekonomi syariah ala An-Nuqayah," pinta K. Naqib Hasan. (uzi/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO