Demo Kantor Bupati, Ratusan Guru Honorer dan PTT Lamongan Ancam Mogok Kerja

Demo Kantor Bupati, Ratusan Guru Honorer dan PTT Lamongan Ancam Mogok Kerja Aksi para guru honorer dan PTT di Lamongan saat demo di depan kantor bupati.

LAMONGAN, BANGSAONLINE.com - Ratusan Guru honorer Kategori 2 (K2) dan Pegawai Tidak Tetap (PTT) Kabupaten Lamongan berunjuk rasa di Kantor Bupati Lamongan, Selasa (2/10). Mereka mengancam akan kembali melakukan mogok kerja, jika tuntutannya tidak dipenuhi pemerintah.

Lima tuntutan yang diajukan para guru honorer di antaranya, meminta kepada pemerintah pusat segera mengeluarkan PP ASN terkait perekrutan PPPK, bupati segera menerbitkan SK pengangkatan untuk GTT/PTT SD dan SMP negeri sebagai honorer daerah, DPRD diminta membentuk Panja Raperda tentang honorarium GTT dan PTT, meminta pemda memberikan upah yang layak pada tenaga honorer Rp 1,8 juta, serta memberikan jaminan sosial kesehatan dan ketenagakerjaan.

Baca Juga: Ini Pesan Bupati Lamongan saat Launching 2.700 Guru Pengimbasan

Sebelum melakukan orasi secara bergantian, mereka memanjatkan doa bersama untuk para korban gempa dan tsunami di Palu, Donggala, dan Sigi Biromaru. “Semoga para korban gempa bumi dan tsunami di Palu, Donggala dan Sigi Biromaru diberi ketabahan. Ini adalah aksi simpati kami kepada korban gempa,” kata Syukron Ma'mun, Ketua Forum Forum Honorer Kategori Dua Indonesia (FHK2I), Selasa (2/10).

Menurut Syukron, para tenaga honorer K2 menyayangkan adanya regulasi pembatasan umur usia maksimal 35 tahun. Pembatasan umur tersebut membuat para honorer K2 khawatir tidak akan terangkat menjadi ASN. “Kami meminta pemerintah meninjau kembali regulasi yang mengatur pembatasan umur dalam perekrutan CPNS,” ucap Syukron.

Baca Juga: 1.000 Guru dan Tenaga Kependidikan di Lamongan Akan Divaksin Covid-19

Sementara, Asisten 1 Pemkab Lamongan, Heru Widi di hadapan perwakilan guru honorer menyatakan akan menampung dan mengoordinasikan apa yang menjadi tuntutan para honorer. .

"Saya sangat menyadari situasi yang dialami mereka. Mereka sudah bekerja bertahun-tahun. Dengan kondisi semacam ini perjuangan mereka harus kita sikapi. Namun pesan saya, ini kan secara nasional, kalau mereka sampai tidak mengajar, inilah yang membuat saya prihatin," ungkapnya. (qom/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO