LAMONGAN, BANGSAONLINE.com - Polres Lamongan bekerja sama dengan Universitas Islam Lamongan (Unisla) menggelar seminar dan sosialisasi bahaya Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) terhadap keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) Jum'at (2/11) siang di Gedung Olahraga Unisla.
Kapolres Lamongan AKBP Feby D. P. Hutagalung menegaskan, keberadaan HTI memicu kerusuhan di mana-mana bahkan tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di beberapa negara lain. Mereka tega membunuh saudara sesama muslim dengan alasan yang mereka benarkan.
Baca Juga: Polres Lamongan Amankan 11 Tersangka Pengedar Narkoba, 2 di antaranya Pasutri asal Surabaya
"Kita semua mempunyai tanggung jawab yang sama tentang bahaya HTI. Sehingga harus memberikan pemahaman pada masyarakat terkait hal tersebut. Agar tidak semakin me luas" ungkap Feby.
Feby menjelaskan, tujuan utama kegiatan ini adalah sebagai upaya untuk menangkal dan menghapus paham HTI di Lamongan, karena sudah jelas HTI ingin merubah dasar dan sistem negara di Indonesia.
"Sampai saat ini Lamongan masih kondusif dan tidak begitu signifikan perkembangannya, meskipun masih ada informasi beberapa masyarakat yang terlibat" jelasnya.
Baca Juga: 1 Juta Rokok Ilegal dan 24 Gram Sabu di Lamongan Dimusnahkan
Salah satu mantan aktivis HTI Dr. Ainur Rofiq Al Amin dalam paparannya mengajak masyarakat untuk cerdas menerima informasi melalui media sosial. Karena saat ini di situ banyak orang yang berlagak pintar, namun komentarnya tidak rasional.
"Jangan bermedsos terlalu gila, diskusi tidak rasional, seakan akan paling mengetahuinya. Namun ketika ditantang ketemu langsung tidak ada yang berani," terangnya
Rofiq menegaskan, kami tidak pernah sepakat bendera bertuliskan kalimat tauhid dipolitisasi dengan mengatasnamakan agama, kemudian digunakan untuk kekerasan apalagi dijadikan dalil pembenaran membunuh sesama muslim, seperti yang telah terjadi di beberapa negara timur tengah.
Baca Juga: Satresnarkoba Polres Lamongan Ringkus 8 Pengedar Sabu dan Dobel L
"Saya keluar dari HTI, setelah saya lebih banyak membaca buku, berdiskusi, dan membaca sejarah dan sebab yang disebabkan oleh gerakan ini. Dan ternyata banyak bertentangan dengan nilai Islam dan ideologi Indonesia," tandasnya.
Hadir dalam acara tersebut Ketua MUI Lamongan KH. Aziz Choiri, Rektor Unisla Bambang Eko, Ketua PC NU Lamongan, Dr. Supandi, PC. Ansor dan Banser serta perwakilan organisasi Mahasiswa. (qom/dur)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News