Beri Manfaat ke Warga Sekitar, Embung Unnes Bantu Antisipasi Banjir di Jl Taman Siswa Semarang

Beri Manfaat ke Warga Sekitar, Embung Unnes Bantu Antisipasi Banjir di Jl Taman Siswa Semarang Embung Unnes yang asri dan memberi manfaat kepada warga sekitar. foto: tim

SEMARANG, BANGSAONLINE.com - Universitas Negeri (Unnes) mempunyai embung seluas 900 m2 dengan kedalaman 3 meter yang dibangun sejak tahun 2010. Embung yang ada di dalam lingkungan kampus itu memberi manfaat sebagai cadangan air tanah, untuk warga sekitar kawasan kampus, yaitu Sekaran dan Banaran. Selain itu, embung ternyata mampu 'meredam' banjir di kawasan Jl Taman Siswa .

“Embung Unnes dibangun di sebelah timur Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) karena berdasarkan analisis, area ini merupakan titik terendah di kampus barat Unnes, sehingga saluran air dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Perpustakaan pusat, Auditorium, Rektorat, serta Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) bisa langsung dialirkan ke embung. Dengan harapan, sebelum air mengalir ke sungai, air bisa diserap terlebih dahulu oleh tanah di kampus Unnes,” terang Kasubag Rumah Tangga Unnes, Eko Febrianto S.Pd, M.Kom, di kantornya, Rabu (28/11/2018).

Baca Juga: Menteri AHY Serahkan Sertifikat Tanah Elektronik kepada Warga di Semarang

Meski begitu, dalam delapan tahun terakhir, sedimen di dasar embung mulai menumpuk. Selain itu, limbah plastik dan styrofoam juga mewarnai permukaan air. Ditambah lagi, bau kurang sedap menjadi aroma di sekitaran embung. “Sedimen tanah di embung sudah sangat banyak karena pengaruh pembangunan gedung perpustakaan baru, sehingga sebagian besar tanah dari sisa pembangunan masuk ke saluran air dan tertumpuk dalam embung. Oleh karena itu, kami melakukan pengangkatan sedimen tanah sekaligus pembersihan embung, yang rencananya akan selesai dalam 2 minggu, dimulai sejak Sabtu (24/11/2018) lalu. Diharapkan dengan adanya normalisasi ini, kondisi embung Unnes kembali seperti semula,” tambah dia.

Selain sebagai konservasi, secara tidak langsung embung juga memberi manfaat bagi warga sekitar kawasan Unnes. “Seperti yang kita tahu, bahwa wilayah Sekaran dan Banaran berada di dataran tinggi, jadi aquifer air (lapisan batuan di bawah permukaan tanah yang mengandung air dan dapat dirembesi air, red) sangat jauh dan sulit. Sebelum adanya embung ini, air hujan atau limbah rumah tangga di Unnes, langsung run-off ke bawah, sehingga menyebabkan banjir. Namun setelah ada embung, air akan ditampung di embung, dan meresap dalam tanah,” kata Dosen Pengampu Mata Kuliah Konservasi, Andi Irwan Benardi S.Pd M.Pd, Jumat (30/11/2018).

“Saya sangat mendukung upaya pembersihan embung Unnes, karena kondisi airnya sudah tidak sehat lagi ditandai dengan kondisi air yang berbau tidak sedap, warna hijau disertai banyaknya ganggang, serta air tidak mengalir sehingga menjadi tempat berkembang biak jentik nyamuk,” tambah dia.

Baca Juga: Polisi Selidiki Pasangan Sejoli yang Diduga Mesum di Taman Semarang

Tidak hanya itu, dosen Kurikulum dan Teknologi Pendidikan (KTP), Sony Zulfikasari S.Pd M.Pd, menambahkan bahwa adanya embung di Unnes bisa mengurangi udara panas di sekitar kampus. "Dulu, sebelum ada embung, Jl Taman Siswa sering banjir. Namun, embung sangat membantu mengurangi banjir. Kemudian setiap hari Minggu atau ketika sore hari, banyak warga sekitar yang memanfaatkan embung untuk tempat rekreasi keluarga. Bahkan, ada yang membawa tikar dan bekal makanan untuk dinikmati di area embung. Selain itu, embung juga banyak dimanfaatkan oleh mahasiswa, terutama di area gazebo. Di sana biasanya digunakan untuk rapat dan sekedar kumpul-kumpul untuk mengerjakan tugas kelompok,” katanya.

Di sisi lain, Istifaqotul Himmah (20), mahasiswa Unnes memerikan masukan. “Saya lihat, akhir-akhir ini kondisi embung kotor dan banyak sampah. Seharusnya pihak Unnes rutin merawat dengan cara memunguti sampah dalam embung dengan jaring. Perlu juga ditambah tempat sampah di area embung. Selain itu, bisa juga ditambahkan tulisan atau papan peringatan agar pengunjung tidak membuang sampah sembarangan. Namun, menurut saya yang menjadi poin penting adalah kesadaran kita bersama, untuk tetap merawat dan menjaga kebersihan embung.”

Setelah normalisasi embung selesai, rencananya pihak Unnes juga akan menambahkan beberapa fasilitas untuk memperindah, sekaligus mengoptimalkan manfaat embung. “Ke depannya kami akan membuat jogging track di sekeliling embung, sehingga pengunjung dapat berolahraga sembari menikmati pemandangan di area embung. Kami juga akan menambahkan koneksi internet yang bisa dimanfaatkan mahasiswa. Untuk mengantisipasi intensitas sampah yang masuk ke embung, kami akan menambah jumlah tempat sampah dan memasang papan larangan agar tidak membuang sampah sembarangan,” pungkas Eko Febrianto.

Baca Juga: Jelang GIIAS Semarang 2023, Goodyear Indonesia Kenalkan Assurance MaxGuard

Kasubag Rumah Tangga Unnes, Eko Febrianto S.Pd., M.Kom, bersama tiga kontributor.

.

Baca Juga: Status Tarekat Shiddiqiyah Bakal Dibahas Muktamar XII JATMI di Pesantren Al Madani Semarang

Dosen Pengampu Mata Kuliah Konservasi, Andi Irwan Benardi S.Pd., M.Pd bersama tiga kontributor.

.

Baca Juga: Pemkot Mojokerto Gelar Pers Gathering di Semarang, Berikut Agenda yang Dibahas Ning Ita

Dosen Kurikulum dan Teknologi Pendidikan (KTP), Sony Zulfikasari S.Pd., M.Pd., bersama tiga kontributor.

.

Baca Juga: BOSDA Jateng Diskriminatif, Anggota DPRD Curhat, Kiai Adnan Nunggu Fatwa Kiai Asep Khofifah Capres

Konstributor:

1. Ratih Sukmawati

2. Syntya Defi Rusmawati

Baca Juga: Pelindo Semarang Atasi Banjir Rob dengan Optimalisasi 56 Pompa

3. Desy Indriyani Putri

(Mahasiswa Teknologi Pendidikan Universitas Negeri )

Sumber: -

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Jambret Handphone Anak-Anak di Kampung Semarang':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO