Era Purba, Telah Ada Pageblug melalui Cacing

Era Purba, Telah Ada Pageblug melalui Cacing

CHICAGO (bangsaonline)

Tingginya kebudayaan masyarakat Mesopotamia seputar sungai Efrat dan Tigris, dibuktikan dengan menyiptakan irigasi permanen, dan pembuatan saluran limbah rumah tangga.

Baca Juga: Flu Burung Bisa Menular ke Kucing hingga Sapi, ini Penjelasan Asosiasi Kedokteran Hewan

Tetapi, kehebatan penciptaan sistem irigasi ini, ternyata bisa memunculkan pageblug (wabah). Penemuan cacing Schistosomiasis yang berusia 6200 tahun menyibak peran manusia dalam penyebaran penyakit berbahaya. Ilmuwan meyakini, sistem irigasi di era Mesopotamia mempercepat penyebaran parasit tersebut.

Situs dw.de memberitakan, penemuan telur parasit Schistosomiasis di dalam kuburan berusia 6200 tahun di Suriah menjadi bukti tertua penyebaran penyakit melalui sistem irigasi di Timur Tengah. Schistosomiasis atau dikenal juga dengan bilharzia disebabkan oleh cacing pipih trematoda yang hidup di pembuluh darah.

Infeksi yang disebabkan oleh cacing ini bisa menyebabkan Anaemia, kegagalan ginjal atau kanker kandung kemih. Di Indonesia, cacing Schisto bisa ditemukan di dataran tinggi Lindu dan Napu, Sulawesi Tengah.

Baca Juga: Persiapan Apoteker Hadapi Tantangan dan Peluang Obat Digital di Era Globalisasi

Dalam studi yang dipublikasikan di jurnal ilmiah Lancet Infectious Diseases itu ilmuwan memperkirakan, parasti Schistosomiasis menyebar melalui sistem irigasi di Mesopotamia, kawasan yang terdapat di antara dua sungai Tigris dan Euphrat yang kini menjadi bagian Irak, Iran, Kuwait, Suriah dan Turki.

Lewat Pori-pori

Tidak seperti cacing pada umumnya, cacing Schisto masuk ke tubuh manusia bukan dari mulut, tapi langsung menembus pori-pori kulit menuju aliran darah dan bergerak menuju jantung dan paru-paru untuk selanjutnya menuju hati.

Baca Juga: Fakta Buah Pare, Mampu Gugurkan Kandungan Hingga Sebabkan Impotensi?

Menurut Badan PBB, WHO, Schistosomiasis telah menghinggapi 240 juta penduduk di seluruh dunia dan lebih dari 700 juta orang hidup di kawasan endemik.

Penemuan di Tell Zeidan di utara Suriah dibuat oleh sekelompok arkeolog dan antropolog dari Universitas Campridge, Cyprus Institute dan Chicago Oriental Institute di Amerika Serikat. Mereka mengambil sampel dari tulang belulang yang terbujur di dalam kuburan. Pada tulang di bagian selangkangan ilmuwan menemukan telur parasit.

Kawasan Irigasi

Baca Juga: Mampu Membunuh Sel Kanker, ini Sederet Manfaat Teh Daun Sirsak

Ilmuwan juga memiliki bukti bahwa usia parasit sesuai dengan usia kuburan.

"Orang yang terkontaminasi dengan parasit kemungkinan bekerja atau hidup di sekitar sistem irigasi yang diperkenalkan di Mesopotamia sekitar 7500 tahun silam," kata Piers Mitchell dari Cambridge University. Ia menambahkan, telur Schistomiasis tertua yang pernah dikenal berusia 5200 dan ditemukan pada kuburan mumi di Mesir.

Parasit tersebut menghabiskan sebagian hidupnya di dalam tubuh siput yang hidup di air payau di kawasan hangat. Setelah itu cacing Schisto akan meninggalkan tempat persembunyiannya itu dan masuk ke tubuh manusia melalui permukaan kulit

Baca Juga: Tidak Banyak yang Tahu, Ternyata Kulit Semangka Memiliki Manfaat Untuk Para Pria

Sumber: dw.de

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Terbukti! Cara ini Basmi Kecoa di Mobil Anda':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO