BOJONEGORO, BANGSAONLINE.com - Belasan wartawan yang bertugas peliputan berita di wilayah Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, menggelar aksi damai menuntut Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto, agar secepatnya meminta maaf kepada wartawan se-Indonesia.
Tuntutan tersebut muncul karena beberapa waktu lalu Prabowo sempat menuding wartawan adalah antek-antek perusak NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia). Belasan wartawan yang tergabung dalam Wartawan Pembela NKRI tersebut menyuarakan tuntutannya di depan gedung Pemkab Bojonegoro, Sabtu (8/12) siang.
Baca Juga: Jurnalis Bojonegoro Kirim Karangan Bunga ke Mapolres atas Dimutasinya Rogib Triyanto
Menurut Bambang Yulianto, koordinator aksi, ucapan Prabowo yang menuding wartawan adalah antek perusak NKRI sangat tidaklah pantas selaku tokoh nasional, yang juga calon presiden 2019. Untuk itu, pria yang akrab disapa Eeng itu sangat menyayangkan ucapan Prabowo.
"Wartawan adalah bagian dari pilar keempat demokrasi bangsa, yang juga berjuang untuk membuka jendela informasi kepada masyarakat. Maka jika dikatakan sebagai antek penghancur NKRI maka itu sangat keliru," katanya tegas.
Selama ini, lanjut dia, profesi wartawan sudah sesuai dengan kode etik dan juga aturan yang berlaku, sehingga dengan statement yang merendahkan wartawan tersebut, maka dia mendesak Prabowo Subianto secepatnya meminta maaf secara terbuka kepada seluruh wartawan di Indonesia.
Baca Juga: AKBP Rogib Triyanto Dimutasi, Wartawan di Bojonegoro Senang
Kata dia, sebagai seorang politikus dan tokoh nasional sekaligus calon pemimpin bangsa, Prabowo Subianto tentu tahu persis soal regulasi pers. Profesi Jurnalis jelas dilindungi undang-undang tentang pers.
"Dalam undang-undang ini diatur koreksi terhadap pemberitaan dengan mekanisme 'hak jawab' yang difasilitasi dewan pers. Maka apabila tidak menemui kata sepakat dalam pemberitaan, boleh mengajukan gugatan pidana pengadilan jika merasa dirugikan," ujarnya memaparkan.
Satu hal lagi, sambung dia, pesan terpenting dalam aksi kali ini, yakni jangan sampai momentum lima tahunan (Pilpres) ini justru membuat kita menjadi terpecah-belah.
Baca Juga: Sulit Dikonfirmasi, Sejumlah Wartawan Keluhkan Sikap Tak Acuh Kapolres Bojonegoro
Wartawan dari berbagai media di Bojonegoro ini selain berorasi juga membentangkan sejumlah poster berisi kecaman kepada ketua Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Aksi damai ini mendapat perhatian dan dukungan dari masyarakat Bojonegoro, khususnya yang melintas di sekitar titik kumpul masa. Banyak masyarakat yang menyaksikan dan mengabadikan momen aksi ini dengan ponsel pribadinya.
Baca Juga: Puluhan Wartawan Bojonegoro dan Tuban Explore Lapangan Minyak Banyu Urip
"Saya sangat setuju Prabowo harus minta maaf kepada wartawan. Ucapan dia (Prabowo) keterlaluan dan sama sekali tidak beretika. Kayaknya semakin hari semakin kebingungan, hingga wartawan menjadi korban politiknya," ucap Yusti warga Kelurahan Kauman, Kota Bojonegoro.
Sekadar diketahui, pernyataan Prabowo Subianto yang mengatakan wartawan merupakan antek-antek perusak NKRI dilakukan pada Rabu 5 Desember 2018 lalu seusai kegiatan reuni 212 di Monas. Prabowo menuding wartawan tidak obyektif dalam memberitakan reuni 212. (nur/ns)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News