SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Penggerebekan enam panti pijat 'plus-plus' di wilayah Kediri Kota dan Kabupaten yang dilakukan oleh Subdit IV Renakta Polda Jatim diharapkan juga dilakukan di wilayah-wilayah lain seluruh Jatim.
Pasalnya di wilayah lain juga banyak berkembang bisnis esek-esek serupa, bahkan jumlahnya bisa lebih besar dan hingga kini tak tersentuh oleh Polda Jatim. Di Surabaya misalnya, bisnis prostitusi berkedok panti pijat, Spa, dan tempat hiburan bisa dikatakan tidak terjamah oleh pihak kepolisian.
BACA JUGA:
- Razia Eks Lokalisasi di Ngadiluwih, Satpol PP Kediri Amankan 28 PSK
- Manfaatkan Sosmed dan Fasilitas Hotel, Praktek Prostitusi di Surabaya Semakin Menjamur
- Gelar Patroli Yustisi, Petugas Gabungan di Surabaya Razia 6 Pasangan Bukan Suami Istri
- Dua Orang Pemeran Video Mesum Kebaya Merah Ditangkap Polisi, Ternyata Pasangan Kumpul Kebo
Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera, enggan menjawab saat dikonfirmasi perihal adanya dugaan lokasi esek-esek berkedok panti pijat maupun spa di Surabaya.
Sementara menurut salah satu pelanggan, bahwa bisnis esek-esek ini cukup menjanjikan bagi pemiliknya. Sebab, untuk bisa menikmati 'plus-plus' yang ditawarkan, tarif yang ditawarkan oleh panti pijat hanya kisaran puluhan hingga ratusan ribu. Sedangkan untuk club atau tempat hiburan lainnya harga yang dibandrol mencapai jutaan rupiah.
"Kalau di panti pijat ya cuma ratusan ribu. Tapi kalau di club atau tempat hiburan, ladies-nya bisa sampai jutaan," kata salah satu pelanggan yang meminta agar namanya tak dipublikasikan.
Ia lantas mencontohkan beberapa tempat yang diduga terdapat praktik prostitusi terselubung, di antaranya ada di salah satu mall di Surabaya. "Di mall ada, Malibu, terus di Darmo Park 1, dan di jalan Tunjungan," ungkapnya. (ana/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News