MADIUN, BANGSAONLINE.com - Wali Kota Madiun terpilih periode 2019-2024 Maidi menyatakan bahwa inovasi dalam peningkatan pangan di Kota Madiun masih perlu dimaksimalkan. Sebab, masih ada sejumlah potensi yang belum digarap.
"Inovasi dalam peningkatan pangan sudah dilakukan, tapi setelah pangan itu meningkat untuk apa? Inovasi ini yang perlu dipikirkan," urai Maidi usai menjadi narasumber rakor dan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Pertanian.
Baca Juga: Peringatan HKSN 2024 di Kota Madiun, Pj Gubernur Jatim Tekankan Rasa Kepedulian Sosial
Inovasi yang diharapkan bisa meningkatkan manfaat dan peminatnya lebih besar, misalnya ia mencontohkan beras yang dibuat seperti kemasan mie instan.
"Bersih, dengan ukuran 2-3 gram sehingga langsung bisa dimasak. Tatkala inovasi ini ada, tentunya pertumbuhan ekonomi petani semakin bagus," sebut Mantan Sekda.
Sementara Sekretaris Daerah Kota Madiun Rusdiyanto menyadari bahwa Kota Madiun tak banyak memiliki Sumber Daya Alam (SDA). Bahkan, lahan produktif terus menyusut lantaran beralih fungsi. Untuk mengatasi hal tersebut Pemkot Madiun sudah menyiapkan regulasinya.
Baca Juga: Penuhi Permintaan Disdag, PUPR Kota Madiun Garap Revitalisasi Pasar Pancasila
"Data lahan pertanian di Kota Madiun hanya berkisar 901 hektar. Dua persen lahan pertanian menyusut lantaran beralih fungsi. Namun, sejumlah lahan khusus pertanian dipertahankan. Minimal lahan sudah diatur dalam Perda, yakni Perda RTRW 6/2011," jelas Rusdi.
Sekda berharap aset lahan pertanian yang minim ini dapat memberikan kontribusi besar. Salah satunya melalui berbagai inovasi di bidang pertanian. Sekda tak menampik hasil pertanian dan perkebunan saat ini baru sebatas pada budidaya padi ataupun tebu.
"Inovasi diperlukan agar segala kebutuhan dari bidang pertanian dapat tercukupi secara mandiri," pungkas Rusdi. (hen/ian)
Baca Juga: Rapat Paripurna Pengambilan Keputusan 2 Raperda Inisiatif DPRD dan 4 Raperda Kota Madiun
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News