BANYUWANGI, BANGSAONLINE.com - Ratusan warga Dusun Pancer, Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi, Jawa Timur yang mengatasnamakan For Banyuwangi bersama aktivis PMII menggelar aksi tolak tambang emas Tumpang Pitu, di kantor Bupati Banyuwangi, Selasa (19/2).
Dengan mengusung tema “Aksi Selasa Kliwon”, para warga menginginkan bupati untuk mengembalikan status hutan lindung Gunung Tumpang Pitu yang memiliki luas 22.600 hektare itu. Sekarang ini statusnya sudah diganti menjadi hutan produksi. Selain itu, ratusan warga yang berdemo ini juga meminta supaya Bupati Abdullah Azwar Anas membatalkan izin usaha pertambangan (IUP) PT. BSI dan PT. DSI.
Baca Juga: Launching Majapahit's Warrior Underwater, Pj Gubernur Jatim Sampai Ikut Nyelam Letakkan Patung
Aksi demo selasa kliwon ini merupakan keluh kesah warga Kecamatan Pesanggaran yang merasa resah dengan adanya aktivitas pertambangan yang dilakukan oleh PT. BSI yang dianggap sudah merusak alam di areal Gunung Tumpang Pitu. Dalam aksi ini, lagi-lagi para demonstran tidak ditemui sama sekali oleh Bupati Anas.
Selesai menyuarakan unek-uneknya, ratusan warga ini juga melakukan aksi Istighosah dengan membaca Surat Yasin. Setelah itu para pedemo langsung melanjutkan aksinya di kantor DPRD Banyuwangi. Di sini pun para pedemo menyuarakan keluh kesah terkait aktivitas tambang tumpang pitu.Tetapi para pedemo nahas sekali, tak satu pun anggota wakil rakyat yang menemui mereka.
Ketua aksi For Banyuwangi Usman mengatakan, pihaknya meminta Bupati Banyuwangi untuk mencabut atau merekomendasikan IUP PT. BSI atau setidaknya bisa mengevaluasi perusahaannya dalam melakukan kegiatan pertambangannya.
Baca Juga: Ditpolairud Polda Jatim Amankan Dua Pelaku Jual Beli Benih Lobster Ilegal di Banyuwangi
"Kami melihat dari dampak sosial yang ditimbulkan. Masyarakat dibuat resah dengan adanya jalan berdebu, rusak, bahkan alat-alat berat maupun kendaraan-kendaraan besar yang mengganggu warga pada malam hari," kata dia.
Selain itu, dengan adanya aktivitas pertambangan di Gunung Tumpang Pitu, hewan-hewan yang habitatnya di areal gunung sekarang ini sering turun ke bawah dan merusak pertanian warga.
"Kami sangat resah dan sangat khawatir sekali dikarenakan dusun kami langsung berhadapan dengan laut selatan. Selama ini Gunung Tumpang Pitu menjadi pelindung warga desa dari terjangan ombak besar atau tsunami," ungkap Usman.
Baca Juga: Tim BPBD Lumajang Juara Umum dalam Semarak Gelar Peralatan se-Jatim, Ini Lima Arahan BNPB
Ia menambahkan, seandainya gunung ini rusak akibat adanya pertambangan maka warga yang ada disini nantinya yang akan merasakan secara langsung. Karena rusaknya alam di sekitar akibat pertambangan yang terjadi sekarang ini.
"Maka dari itu kami menolak keras adanya pertambangan di sini," tegasnya kepada awak media. (gda/ian)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News