PASURUAN, BANGSAONLINE.com - Hingga kini, ambrolnya plengsengan sungai Dusun Satak, Desa Manaruwi, Kecamatan Bangil, Kabupaten Pasuruan tak kunjung ditangani oleh pihak BBWS. Lambatnya langkah BBWS itu membuat warga sekitar was-was. Mereka khawatir kerusakan semakin parah seiring masih tingginya curah hujan.
Langkah antisipasi pun dilakukan oleh Pemkab pasuruan dengan melakukan penanganan kadaruratan. Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Tata Ruang Kabupaten Pasuruan, Hanung Widya Sasangka mengatakan, pihak Pemkab sudah melaporkan ambrolnya plengsengan tersebut agar segera dilakukan pembenahan supaya tidak semakin parah. Laporan itu disampaikan baik melalui surat resmi maupun lisan.
Baca Juga: 6 Titik Plengsengan di Pasuruan yang Rusak Imbas Banjir Rampung Diperbaiki
“Kegiatan pembenahan oleh Pemkab sudah berlangsung 3 hari yang lalu berupa kegiatan kedaruratan, yakni pembangunan bronjong agar kerusakan tidak semakin parah,” jelasnya pada BANGSAONLINE.com, Minggu (3/3).
Hanung menjelaskan, langkah kadaruratan ini dilakukan Pemkab, karena kalau untuk penanganan plengsengan secara permanen merupakan kewenangan BBWS Brantas.
Anggaran pembangunan bronjong tersebut bersumber dari Biaya Tak Terduga (BTT), yakni sekitar Rp 300 juta. Pihaknya menargetkan dalam waktu dua bulan hingga tiga bulan, pekerjaan bisa diselesaikan.
Baca Juga: Perbaikan Tanggul Sungai Kedunglarangan Dilakukan Tahun 2022
Seperti diberitakan sebelumnya, warga Satak, Desa Manaruwi, Kecamatan Bangil, tengah diselimuti rasa was-was. Itu disebabkan, ambrolnya plengsengan di DAS Kedunglarangan. Insiden ambrolnya plengsengan tersebut berlangsung awal Februari lalu. Sepanjang 50 meter plengsengan yang dibangun sekitar tahun 2000 itu, mendadak runtuh. Hal ini membuat warga khawatir. Mereka takut, tanggul jebol sehingga lingkungan setempat terendam. (bib/par/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News