BOJONEGORO, BANGSAONLINE.com - Tanggul Sungai Bengawan Solo di Desa Kanor, Kecamatan Kanor, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur kondisinya mengkhawatirkan. Tanggul sungai terpanjang di pulau jawa tersebut longsor dan rawan jebol.
Pantaun BANGSAONLINE.com di lapangan, terlihat tanggul penahan air yang dibuat dari tanah dan batu pedel sedang longsor. Bahkan tanggul yang semula berukuran empat meter kini tinggal satu meter setengah.
"Sebetulnya longsornya sudah lama (sejak 2016) tetapi dua hari kemarin longsor lagi setelah air sungai naik," ujar Zainuddin warga setempat Sabtu, (9/3).
Adanya longsor susulan tersebut, dia dan warga lainnya sangat khawatir jika tanggul sampai jebol. Sebab di bawah tanggul ada ratusan jiwa yang menempati rumahnya. "Bahkan juga mengancam belasan desa lainnya di Kecamatan Kanor," ucapnya was-was.
Zainuddin menjelaskan, tanggul yang mengalami longsor dan mengkhawatirkan ada di dua titik. Yang pertama sepanjang tiga meter dan kedua sepanjang enam meter. Titik tanggul yang longsor berada di tikungan Sungai Bengawan Solo.
"Longsornya saat air sedang naik, akibat terkena tekanan air," jelasnya.
Dengan terjadinya peristiwa itu dia berharap pihak terkait, dalam hal ini pemerintah Kabupaten Bojonegoro tanggap. Kata dia, sejauh ini hanya pihak desa yang melakukan pemantauan.
"Sama sekali tidak ada pemantauan dari pemerintah. Padahal ini sangat mengkhawatirkan. Ratusan jiwa yang akan terdampak langsung jika sewaktu-waktu tanggul jebol," keluh dia.
Dia sadar jika untuk melakukan perbaikan secara permanen berat bagi Pemkab, sehingga jika belum bisa minimal ada perawatan dan pemantauan.
Sementara itu Kepala Pelaksana BPDB Bojonegoro Nadif Ulfia mengatakan, setelah mendapat laporan longsornya tanggul itu pihaknya langsung melakukan koordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWS) di Solo.
"Tadi sudah saya koordinasikan dengan BBWS. Sandbag sudah ready tinggal kirim untuk penanganan darurat," ucapnya terpisah. (nur/ns)