JEMBER, BANGSAONLINE.com - Gara-gara harga gabah anjlok dalam dua minggu ini, puluhan petani yang berasal dari 31 Kecamatan se-Kabupaten Jember, melakukan unjuk rasa di gedung DPRD, Kamis (28/3). Mereka melakukan demo menuntut agar para wakil rakyat itu mau membantu mencarikan jalan keluar.
Tetapi setelah sampai di gedung DPRD, para petani kecewa lantaran seluruh anggota Komisi B yang membidangi pertanian, tidak ada di tempat. Setelah menunggu hingga 1 jam, tidak ada satu pun anggota dewan yang datang.
Baca Juga: Meriahnya Festival Ramadhan 2024 yang Digelar Pegadaian Area Jember
Hal ini membuat mereka semakin kesal. Para pengunjuk rasa akhirnya melakukan rapat sendiri di salah satu ruangan gedung DPRD. Mereka menuntut adanya perhatian dari pemerintah akan nasib petani di Jember.
“Beberapa hari ini, harga gabah terjun bebas. Selasa (26/3) kemarin kita sudah berkirim surat kepada anggota dewan, khususnya anggota dewan dari Komisi B. Namun ternyata hari ini, anggota dewan tidak ada di tempat, sehingga kita duduki kursinya. Padahal kita ingin mengeluhkan harga gabah ini,” kata Koordinator Forum Komunikasi Petani Jember (FKPJ) Jumantaro saat dikonfirmasi sejumlah wartawan di Gedung dewan.
Menurut Jumantoro, para petani hanya berharap ada perhatian pemerintah atas anjloknya harga gabah ini. Baik dari eksekutif maupun legislatif. "Karena informasi dari rekan-rekan petani, harga gabah saat ini sekitar Rp 2.500 - Rp 3000 (per Kg), untuk jenis Legowo. Padahal kalau kita mengacu Inpres Nomer 5 Tahun 2015, seharusnya harga gabah terendah Rp 3.700. Bahkan harga gabah saat ini lebih rendah dari harga katul (bahan pangan untuk ternak). Sepertinya anjloknya harga gabah saat ini terjadi secara nasional," Jelasnya.
Baca Juga: Pileg 2024, DPC Demokrat Jember Targetkan 7 Kursi
"Kami berharap, apa yang kami lakukan dengan rekan-rekan ada perhatian serius dari pemerintah, baik dari Bulog, atau pihak terkait. Kami juga minta tolong pada BPSP, agar tidak memberikan label. Karena yang rugi petani. Janganlah membodoh-bodohkan petani. Padahal kami ingin berkontribusi untuk kedaulatan pangan," katanya.
“Terlebih lagi, kami juga merasa bangga bisa menduduki kursi dewan. Karena tidak ada anggota dewan satu pun yang menyambut kami. Padahal kita sudah menunggu sudah 1 jam. Tetapi tetap saya instruksikan rekan-rekan untuk mencoblos. Tetapi yang peduli petani. Perasaan kami ini kecewa sekali,” tegasnya.
Ia mengancam akan demo kembali dengan mengerahkan massa yang lebih banyak, jika seminggu lagi tidak ada perhatian dari pemerintah. "Selain itu, kita akan adakan kongres petani di gedung dewan. Saya akan intruksikan di masing-masing kecamatan agar menyiapkan massa petani aebanyak 5 truk," ancamnya.
Baca Juga: DPRD Jember Soroti Pengelolaan Sampah
Pantauan Bangsaonline.com di gedung dewan, puluhan petani itu merasa kecewa karena tidak ada satu pun wakil rakyat yang mendengarkan keluhannya. “Kami sangat kecewa sekali, harusnya kan ada satu atau dua anggota dewan untuk memperhatikan kami. Karena mereka dibayar dari uang rakyat. Nah, ini malah tidak ada sama sekali,” terangnya
Sementara itu saat dikonfirmasi terpisah, Ketua Komisi B DPRD Jember Bukri menyampaikan dalam sambungan telepon, ketidakhadirian dirinya dalam rapat dengar pendapat (hearing) dengan para petani, karena sedang ada keluarganya yang masuk rumah sakit.
“Jadi saya mengantarkan dulu ke rumah sakit. Bukan tidak mau menemui. Untuk anggota yang lain saya tidak tahu. Tetapi bisa dipastikan saya setiap hari hadir di kantor,” tukasnya.
Baca Juga: Penerimaan P3K Jember, Edi Cahyo: Harus Dilakukan dengan Seimbang
Terkait surat permohonan hearing dengan Komisi B DPRD Jember, legislator dari PDI Perjuangan ini mengaku belum menerima surat permohonan apapun. “Karena kalau saya terima, saya pasti tahu hari ini ada rapat,” ucapnya singkat. (yud/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News