ISIS Paksa Sandera Usia 13 Tahun Ikut Berperang

ISIS Paksa Sandera Usia 13 Tahun Ikut Berperang ? Adla seorang wanita yang disandera ISIS selama 38 hari sebelum menyelamatkan diri. Foto: repro bbc


ERBIL (bangsaonline)

Seorang wanita yang disandera kelompok yang menyebut diri Negara Islam atau ISIS mengatakan kondisi yang mereka alami sangat menyedihkan.

Baca Juga: Napiter WBP Lapas Surabaya Ucapkan Janji Setia kepada NKRI

Dalam wawancara telepon dengan BBC, wanita Yazidi yang disekap di Erbil, kawasan Kurdi Irak, mengatakan masa depan anak-anaknya pudar.

Ia mengatakan semua anak laki dengan yang paling muda berusia 13 tahun dibawa oleh anggota ISIS untuk berperang bersama mereka.

"Kami masih mengenakan baju yang kami pakai saat mereka menyandera kami. Saat musim dingin akan sulit. Anak-anak saya dulu tampak seperti bidadari namun mereka berubah total sekarang karena kondisi yang mereka alami," kata wanita itu melalui ponsel yang ia berhasil sembunyikan.

Baca Juga: Komandan Al Qaida Tewas dalam Baku Tembak melawan Militer AS

"Mereka tampak tidak seperti anak-anak lagi atau bahkan seperti manusia," katanya.

Wanita - yang nama dan tempatnya berada tidak dapat kami sebutkan dengan alasan kenamaannya- mengatakan "jatah makanan yang diberi untuk para tawanan terus berkurang."

Sekitar 1.500 disekap oleh ISIS dalam kondisi menyedihkan di desa-desa di propinsi Ninevah, menurut para aktivis Yazidi.

Baca Juga: Iran akan Serang AS, Jenderal Iran Qassem Suleimani Dibunuh dengan Drone atas Perintah Trump

Banyak di antaranya yang dilaporkan mengalami tanda-tanda dehidrasi, penyakit kulit dan masalah kejiwaan setelah lebih dari dua bulan disekap.

Mereka diculik bersama lebih dari 3.000 wanita dan pria saat ISIS menyerang desa-desa dan kota Yazidi di kawasan itu.

Mereka disandera di sekolah, penjara dan rumah-rumah.

Baca Juga: Sore Tadi, Teroris ISIS asal Somalia Ledakkan Mobil, Lalu Tusuk Wajah Warga Melbourne sampai Mati

"Kami menunggu bantuan selama hampir dua bulan namun tidak ada yang terjadi sejauh ini. Saya ingin mati untuk mengakhiri penderitaan saya," katanya kepada wartawan BBC di Erbil, Mouna Ba.

"Kami tidak tahu apa yang terjadi bersama mereka. Anak-anak perempuan juga dibawa."

Ribuan warga Yazidi lain terjebak di pegunungan karena serangan ISIS.

Baca Juga: Miris! Begini Kondisi 13 Juta Anak-anak Negara Yaman yang Kelaparan karena Perang

Sebagian pengungsi Yazidi dapat memberitahu keluarga tentang keberadaan mereka melalui ponsel yang berhasil mereka sembunyikan.

"Pemerintah Amerika, Inggris dan Irak telah diberitahukan tentang keberadaan para tawanan namun mereka tidak melakukan apapun," kata Nareen Shammo, seorang aktivis Yazidi yang dulu bekerja di stasiun TV Kurdi.

Ia keluar dari pekerjaan dan memusatkan diri untuk mengumpulkan informasi tentang warga Yazidi yang diculik.

Baca Juga: ISIS Mengklaim Bertanggungjawab atas Pengeboman 3 Gereja di Surabaya

Nareen telah kontak dengan 70 di antaranya.

Ia telah menjadi suara kelompok Yazidi kepada dunia luar.

Nareen berbicara secara rutin dengan sebagian dari mereka dan mendokumentasikan cerita mereka.

Baca Juga: Sadis, ISIS Eksekusi Tawanan dengan Meledakkan Kepala

"Jumlah orang yang saya kontak semakin berkurang. Terkadang orang ISIS menemukan mereka memiliki ponsel dan disita. Sebagian anak perempuan yang kontak dengan saya dijual dan dibawa keluar dari Irak ke Suriah, Arab Saudi dan Pakistan."

Pegiat Yazidi mengatakan pemerintah AS, Inggris dan Irak tidak berbuat apapun untuk menyelamatkan mereka yang diculik.

Nareen membantu membentuk kelompok yang disebut Yazidi Di Seluruh Dunia sehingga nasib mereka tidak dilupakan.

Baca Juga: Jadi Target Teror ISIS, Banser Jatim Siap Mati Syahid

Dokumentasi yang dikumpulkan Nareen termasuk mereka yang diculik dan dibunuh.

Namun ia merasa frustasi atas apa yang ia gambarkan "diamnya dunia melihat kekejaman yang dialami komunitasnya."

Wanita Yazidi yang diwawancara BBC melalui telepon mengatakan, "Ia masih berharap namun sampai kapan? Di mana masyarakat internasional?" katanya sambil menangis di telepon. (Mouna Ba, Wartawan BBC di Erbil)

Sumber: bbc

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO