
SIDOARJO, BANGSAONLINE.com - Satunah terlihat cantik, Selasa (7/5). Dia mengenakan pakaian terbaiknya, kebaya dipadu dengan kerudung coklat. Setelah rampung berdandan, dia bergegas keluar rumah. Di depan kediamannya, Satunah sudah ditunggu becak motor (bentor) langganannya.
Siang tadi (7/5), Satunah diantar menuju balai desa Buduran. Dia hendak melakukan perekaman e-KTP. Pasalnya, sejak program e-KTP bergulir, dia belum sempat melakukan perekaman.
Sampai di balai desa, Satunah langsung dibopong Muhammad Arifin. Kepala Desa Buduran itu tahu, Satunah kesulitan berjalan. Maklum, usianya sudah menginjak 76 tahun.
Proses perekaman berjalan cepat. Mulai dari pemotretan wajah, perekaman iris mata, hingga tanda tangan elektronik. Tidak ada kendala. Hanya saat perekaman sidik jari beberapa kali diulang.
"Karena sudah sulit ditangkap sensor. Karena faktor usia," ucap Kasi Inovasi Pelayanan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dispendukcapil) Latifa Indira Dewi.
Sebelum Satunah, petugas Dispendukcapil merekam Urip Dwi Wahyono. Usianya sudah 31 tahun. Namun belum memiliki e-KTP. Arifin mengatakan, Urip dulunya mengidap gangguan jiwa. "Sehingga perekaman tertunda," jelasnya.
Program perekaman di Desa Buduran itu merupakan inovasi dari Dispendukcapil. Yakni Dilan, perekaman disabilitas dan lanjut usia. Dengan program itu, pemkab berupaya agar seluruh warga kota delta memiliki kartu identitas.
Perekaman berlanjut. Petugas turun ke rumah warga. Salah satunya Ani Piagamwati. Dia menderita gangguan jiwa. Butuh waktu setengah jam bagi petugas menuntaskan perekaman. "Karena tidak bisa fokus saat difoto," ucap Latifa.
Ada juga warga yang usianya lebih dari 100 tahun. Yakni Yatimah. Dia lahir di tahun 1917.
Yang membutuhkan waktu paling lama ketika merekam Indriyati. Dia pendirita ODGJ. Saat hendak direkam, dia malah lari ke dalam rumah.
Arifin sempat berbincang dengan orang tua Indriyati. Hasilnya, hanya petugas perempuan yang boleh melakukan perekaman. "Permintaan dari Indriyati," ucapnya.
Meski harus diulang dua kali, proses perekaman berjalan lancar. Lala, sapaan akrab Latifa mengatakan total sembilan warga yang memanfaatkan program dilan. Seluruhnya di Buduran. "Target kami di Buduran menuntaskan 23 perekaman," paparnya.
Setelah tuntas, Dispendukcapil bakal bergeser ke Kecamatan lain. Lala mengatakan Dispendukcapil menampung banyak permintaan perekaman dilan. "Kami tuntaskan perekaman di wilayah kota dulu," ujarnya.
Sementara itu, Arifin mendukung program Dilan. Menurut dia, seluruh warga kini bisa mendapat e-KTP. "Karena tanpa e-KTP warga miskin tidak bisa mendapatkan SKTM," jelasnya. (cat/rev)