Panglima TNI: Jangan Sia-siakan Pengorbanan Ratusan Nyawa Pahlawan Demokrasi

Panglima TNI: Jangan Sia-siakan Pengorbanan Ratusan Nyawa Pahlawan Demokrasi Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, bersama Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian saat menghadiri safari ramadan. foto: DEVI/ BANGSAONLINE

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Komando Armada II mendapat kehormatan sebagai tuan Rumah Acara Safari Ramadan yang dihadiri oleh Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto didampingi Kasal Laksamana Siwi Sukma Aji, bersama Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian, Jumat (10/5).

Juga hadir Gubernur Jatim Kofifah Indar Parawansa, Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Luki Hermawan, Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI R Wisnoe Prasetja Boedi, dan Pangkoarmada II Laksda TNI Mintoro Yulianto.

Baca Juga: Polsek Prajurit Kulon Ikuti Peluncuran Gugus Tugas Polri Mendukung Program Ketahanan Pangan

Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, SIP berharap, semoga di bulan suci yang penuh barokah ini, ibadah puasa kita mendapatkan rahmat dan diterima Allah SWT sehingga kita menjadi orang-orang yang bertakwa.

"Pemilu serentak 2019 telah selesai. Walaupun saat ini tahapan selanjutnya sedang berlangsung, saya ingin mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada seluruh prajurit TNI dan anggota Polri, yang telah mengamankan pelaksanaan pesta demokrasi tersebut," ucapnya.

Selaku Panglima TNI, ia juga mengapresiasi seluruh elemen masyarakat yang telah berpartisipasi dengan baik. "Berkat kerja sama kita semua Pemilu berjalan dengan aman, damai, lancar, dan sukses," ujarnya.

Baca Juga: Silaturahmi Pj Gubernur Jatim, Kapolri dan Panglima TNI Singgung Insiden Berdarah di Sampang

Hadi juga mengatakan, satu hal yang harus dicermati yaitu selama kontestasi politik Pemilu 2019 tersebut, terdapat kecenderungan polarisasi masyarakat Indonesia. Politik identitas telah memperuncing perbedaan dan mengangkat isu kesukuan, agama, serta berbagai kesenjangan yang ada. Akibatnya sebagian masyarakat kita seolah-olah memusuhi sebagian yang lain.

Polarisasi semacam itu menurutnya merupakan hal yang kontraproduktif dengan upaya kita membangun bangsa. Para pendiri bangsa ini telah menyadari keanekaragaman kita sejak awal. Oleh karena itulah Bhinneka Tunggal Ika dipilih sebagai semboyan. Berbeda-beda tetapi tetap satu.

"Kita sadari Pemilu paling rumit di dunia ini tidak lepas dari berbagai kekurangan. Bahkan ratusan pahlawan demokrasi harus meninggal dunia, ribuan jatuh sakit akibat melaksanakan tugas yang sangat melelahkan," ujarnya. 

Baca Juga: Kapolri dan Panglima TNI Luncurkan Gugus Tugas Polri Mendukung Program Ketahanan Pangan di Sidoarjo

Hendaknya pengorbanan mereka itu tidak sia-sia hanya karena kemudian kita tercerai berai. "Kekurangan yang ada hendaknya menjadi pelajaran dan kita sempurnakan agar tidak terulang lagi. Kita harus mempercayai proses yang sedang berjalan agar sistem yang ada menjadi semakin baik," pungkasnya. (dev/ian)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Akhirnya, Putra Kiai Jombang Tersangka Pencabulan Santriwati Serahkan Diri ke Polda Jatim':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO