GRESIK, BANGSAONLINE.com - Bertepatan dengan peringatan hari lahir Pancasila, 1 Juni, Direktur YLBH A. Fajar Yulianto, S.H., Ctl menilai, Pancasila perlu direkonstruksi lagi. Menurutnya, makna dan nilai luhur di dalamnya harus terus menerus ditanamkan pada generasi muda bangsa ini.
"Kami sangat prihatin, sebab sejak orde reformasi 1998 dan mulai terbukanya kran demokrasi yang terasa tidak lagi ada filterisasi, sehingga reformasi dimaknai sebagian besar pelaku politik bergerak sebebas-bebasnya," ujar Fajar kepada BANGSAONLINE.com, Sabtu (1/6).
Baca Juga: Ini Daftar Pejabat Tak Hafal Pancasila dan 40 % Mahasiswa Jabar Tak Hafal Pancasila
"Puncaknya pada perhelatan konstelasi politik Pileg Pilpres 2019 ini, Pancasila sebagai falsafah bangsa telah terikirikan, Jiwa Pancasila tercabik cabik tidak bermakna," sambungnya.
Menurut Fajar, dinamika politik di Indonesia bergerak dengan mengerikan, sampai mengancam kedaulatan, dan kewibawaan negara. "Sebuah gerakan mengarah radikalisme, fanatisme kelompok, dan agama dijadikan isu politik, upaya politik 'devide et impera' ala masa kini yang sudah kehilangan roh 'budi luhur - luhuring budi'. Kami rasa bangsa kita telah terjadi "dis-Pancasila-is," ungkap Ketua PA GMNI Kabupaten Gresik ini.
"Makanya mari bersama-sama, kita sebagai generasi penerus bisa saling bahu membahu mengembalikan roh Pancasila agar hidup makmur kembali untuk setiap prilaku dalam berbangsa dan bernegara," imbuh dia.
Baca Juga: Peraih Rekor Muri Gelar Pameran Lukisan Bung Karno di Situs Ndalem Pojok
Fajar menyatakan, perlunya rekonstruksi apa yang dinamakan eka prasetya pancakarsal, yaitu Pancasila sebagai cita-cita hukum, yang juga telah menjadi hukum positif di tanah air ini.
"Pancasila bukan hanya sebagai simbolik dasar negera tapi harus dihujamkan dalam hati sanubari setiap orang yang berpijak, berdiam, berhidup dan berkarya di bumi pertiwi, sehingga nilai Pancasila mampu mendarah daging," jelas dia.
Ditegaskan Fajar, rekonstruksi harus dilakukan dengan cara mengerahkan semua elemen kekuatan masyarakat bersama-sama perangkat negara untuk menanamkan pada generasi milenium agar cita-cita hukum bangsa ini jangan sampai putus di tengah jalan.
Baca Juga: Sambut Hari Lahir Pancasila dan Hari Lahir Bung Karno, Situs Ndalem Pojok Gelar Pengobatan Gratis
"Pancasila telah teruji kesaktiannya sebagai penyelamat bangsa dan perekat terhadap kemajemukan yang terbingkai dalam Bhineka Tunggal Ika, karena di dalam Pancasila ada nilai nilai luhur. Yakni sebuah keyakinan, ketakwaan kepada Sang Pencipta, dan mengharuskan adanya sikap toleransi yang tinggi," katanya.
"Pancasila juga sebuah nilai tenggang rasa, saling memghormati, dan jiwa kemanusian. Sebuah rasa persatuan, persaudaraan dalam segala perbedaan. Sebuah nilai sikap bijaksana, selalu beritikat baik, bertanggungjawab, musyawarah sebagai rujukan utama menyelesaikan persoalan dan permasalahan," urai dia.
"Pancasila juga sebuah keharusan untuk menghargai karya orang lain, ada pesan moral untuk selalu rukun, kompak, kerja sama yang baik dan sebuah kesederhaan tanpa budaya boros," bebernya.
Baca Juga: Usul Jadikan 1 Oktober Hari Berkabung Nasional, Ini Alasan Lesbumi Kediri
"Hal tersebutlah tercermin bagaimana Bung Karno sang Founding Father sangat luar biasa benar-benar mampu menggali nilai-nilai luhur peradaban bangsa Indonesia yang multi kultur dalam kemajemukannya".
"Rekonstruksi nilai Pancasila sebuah keharusan, cara sederhana untuk menyelamatkan generasi penerus dari kehancuran moral yang tidak lagi Pancasilais, hanyalah memohon kepada para elit politik, para birokrat, para sesepuh, dan senior bangsa, serta tokoh masyarakat, tokoh agama baik yang duduk di singgasana eksekutif, legislatif dan yudikatif, agar bisa mengajari masyarakat. Edukasi kami, beri kami wawasan kebangsaan yang lurus dan tidak keblinger, beri contoh kami segala perbuatan dan tingkah laku yang selalu mengedepankan 'budi luhur, luhuring budi' dalam berbangsa dan bernegara," pungkasnya. (hud/ns)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News