SIDOARJO, BANGSAONLINE.com - Banyaknya razia yang digelar petugas kepolisian terbukti berdampak positif terhadap penurunan angka kecelakaan. Semakin banyak pelanggaran ditilang, semakin menurun pula angka kecelakaan.
Data di Satlantas Polresta Sidoarjo menyebut, angka kecelakaan dan fatalitas korban selama bulan Juni 2019 mengalami penurunan tajam dibanding bulan sebelumnya.
Baca Juga: Mahasiswi Sidoarjo Tewas Usai Dihatam KA GBMS di Perlitasan Tanpa Palang Pintu
Sepajang bulan Juni, terhitung ada 114 peristiwa kecelakaan dengan 16 korban tewas dan 135 luka ringan. Korban luka beratnya nihil.
Sementara pada Mei 2019, terjadi 125 kecelakaan dengan 22 korban tewas, 1 luka berat, dan 136 luka ringan.
"Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab turunnya angka kecelakaan. Salah satunya adalah terus ditingkatkannya penindakan tegas terhadap pelanggaran di jalan," ungkap Kasatlantas Polresta Sidoarjo Kompol Fahrian Saleh Siregar, Rabu (3/7/2019).
Baca Juga: Kasi Humas Polresta Sidoarjo Beri Kuliah Umum Strategi Kehumasan Masa Pilkada 2024
Seperti diketahui, mayoritas kecelakaan lalu lintas selalu diawali dengan pelanggan. Sehingga, ketika pelanggaran ditekan tentu berdampak langsung terhadap angka kecelakaan.
Data penindakan yang dilakukan polisi, sepanjang Januari hingga Juni 2018 tercatat ada 54.635 tilang dan 16.330 teguran. Barang bukti hang disita ada 15.291 SIM, 39.012 STNK, dan 322 kendaraan.
Dari jumlah itu, pelanggaran SIM masih mendominasi dengan 21.020 pelanggaran, disusul mengendarai motor tanpa helm sebanyak 13.244.
Baca Juga: Satlantas Polresta Sidoarjo Tanamkan Budaya Tertib Lalu Lintas Sejak Dini
"Kendaraan angkutan juga banyak yang ditindak karena melanggar. Totalnya ada 629 kendaraan dengan kelebihan muatan yang ditilang, belum lagi tetang pelanggaran kelengkapan, rambu, dan sebagainya," urai Fahrian.
Melihat kondisi itu, polisi bakal terus meningkatkan intensitas penindakan pelanggaran. Razia dan berbagai upaya bakal terus dilakukan untuk menekan angka kecelakaan.
Utamanya di lokasi-lokasi rawan kecelakaan atau black spot. "Dari evaluasi yang dilakukan, wilayah Krian dan Balongbendo masih mendominasi. Jalan antarprovinsi tersebut masih menjadi daerah paling rawan kecelakaan," imbuhnya.
Baca Juga: Satresnarkoba Polresta Sidoarjo Musnahkan 30 Kg Sabu Senilai Rp30 M dari Pengungkapan Kasus Juli
Dengan demikian, jalur Surabaya - Mojokerto tersebut bakal mendapat perhatian lebih dari petugas. Patroli, razia, penempatan personil, penindakan pelanggaran, dan berbagai hal bakal semakin intensif digelar di sana. (cat/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News