GRESIK, BANGSAONLINE.com - Tingginya angka sisa lebih penggunaan anggaran (Silpa) pada APBD 2019 Kabupaten Gresik yang tembus sampai Rp 300 miliar mendapat perhatian dari DPRD setempat.
Saat dikonfirmasi terkait hal ini, Ketua DPRD Gresik H. Ahmad Nurhamim mengakui angka Silpa APBD 2019 mencapai Rp 300 miliar lebih. Menurut ia, Silpa sebesar itu hasil akumulasi Silpa pada APBD 2018 dan 2019.
Baca Juga: Belanja THL Kabupaten Gresik Capai Rp180 Miliar, Anha: Output dan Outcome Harus Jelas
"Jadi, Silpa itu didapatkan dari kegiatan atau program di 2018 dan 2019 yang tak terserap 100 persen maupun tak bisa dilaksanakan. Sejatinya, DPRD telah menuruti pengajuan masing-masing OPD pada setiap pembahasan anggaran. Namun, faktanya OPD tak bisa mengeksekusi program yang diajukan," ungkap Ketua DPD Golkar Gresik ini.
Ia menyontohkan proyek fisik di Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR). "Ada sejumlah proyek yang pelaksanaan dan penyerapan anggaran tak bisa 100 persen karena terkendala waktu. Sehingga, berbuah Silpa. Juga program-program lain," terangnya.
Untuk itu, pada pembahasan P-APBD 2019 ini DPRD meminta agar DPUTR membuat perencanaan lelang lebih awal, sehingga pelaksanaan proyek punya jeda waktu panjang. "November-Desember 2019 ini perencanaan proyek di 2020 sudah harus dilakukan, sehingga bulan Januari-Februari 2020 lelang atau pengerjaan proyek bisa dimulai. Sehingga rekanan punya waktu panjang untuk mengerjakan," pungkasnya.
Baca Juga: Banggar DPRD Gresik Pastikan Target PAD 2024 Senilai Rp1,597 Triliun Tak Tercapai
Sementara itu, kekecewaan atas tingginya Silpa juga disampaikan Bupati LSM Front Pembela Suara Rakyat (FPSR), Aris Gunawan. Menurutnya, Silpa yang tinggi itu dikarenakan Pemkab Gresik maupun DPRD yang kurang peka terhadap kebutuhan rakyatnya.
"Padahal, saat ini banyak problematika rakyat yang tak bisa dituntaskan oleh pemerintah dengan alibi terbentur anggaran. Tapi ternyata, ada Silpa yang begitu tinggi," ungkapnya kepada BANGSAONLINE.com, Selasa (16/7).
Ia kemudian menyontohkan kerusakan jalan yang tak kunjung tersentuh oleh perbaikan, serta banjir Kali Lamong yang tiap tahun terjadi. Menurutnya, Silpa sebesar itu seharus bisa dimanfaatkan untuk mengatasi problem-problem tersebut.
Baca Juga: Pendukung Kotak Kosong di Gresik Soroti Rendahnya PAD 2024
Selain itu, Putra Gresik Selatan yang ingin maju menjadi Cabup Gresik 2020 ini juga mengungkapkan problematika pendidikan. "Banyak fasilitas pendidikan rusak dan tak layak belum tersentuh perbaikan," urainya.
Terkait tingginya Silpa ini, ia menduga akibat tak cermatnya pemerintah dalam perencanaan program. "Atau faktor kesengajaan? Sebab, ada laporan ke LSM bahwa adanya larangan OPD membelanjakan sejumlah pos. Sehingga, kondisi ini berbuah Silpa tinggi," pungkasnya. (hud/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News