TUBAN, BANGSAONLINE.com - Puluhan petani garam di Kabupaten Tuban murka dengan kebijakan yang diambil pemerintah pusat untuk melakukan impor garam. Amarah para petani yang sebagian besar dari Kecamatan Palang dan Tambakboyo itu dilampiaskan dengan aksi unjuk rasa di depan kantor Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskoperindag) setempat, Kamis (25/7).
Sambil berorasi, mereka membentangkan poster berisikan kecaman atas kebijakan impor garam yang dilakukan pemerintah. Tak hanya itu, para petani juga melakukan aksi teaterikal dengan membuang garam sebagai bentuk protes kebijakan impor.
Baca Juga: Petani Bawang Merah di Tuban Bersyukur Dapat Bantuan Traktor Khusus
"Stok garam melimpah akibat kebijakan impor oleh pemerintah. Petani sangat rugi karena harga garam lokal dari petani hanya sekitar Rp 400 hingga Rp 500 per kilogramnya," ujar Korlap Aksi, Saiful Ahbab.
Saiful Ahbab menuturkan, kebijakan impor garam yang diambil Kementerian Perdagangan sangat tidak berpihak kepada para petani. Impor garam sebanyak 3,7 juta ton pada tahun lalu menjadi penyebab anjloknya harga garam lokal.
Baca Juga: Tingkatkan Produksi, Unirow Kenalkan Alat Evaporator "CEPEK" untuk Petani Garam di Tuban
Padahal, kebutuhan garam secara Nasional hanya 4,5 juta ton. Hal ini membuat stok garam Nasional mengalami kelebihan sekitar 1,5 juta ton karena produksi garam Nasional mencapai 2,3 juta ton.
Di Tuban sendiri, jumlah produksi garam sebanyak 3.000 ton. Namun, semuanya tidak bisa didistribusikan dengan baik karena semua industri sudah disuplai dari garam impor.
"Garam lokal tidak laku dan hanya menumpuk di gudang," ujar petani asal Kecamatan Tambakboyo itu.
Baca Juga: Anggota Koramil Bancar Tanam Bawang Merah Bareng Warga Ngampelrejo
Sementara itu, Sekretaris Diskoperindag Tuban Sony Kurniawan berjanji akan menyampaikan aspirasi yang disampaikan para petani garam tersebut kepada Kementerian Kemaritiman. "Kita akan sampaikan kepada Pemerintah Pusat, karena sore ini juga ada agenda dengan kementerian," pungkasnya. (gun/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News