PACITAN, BANGSAONLINE.com - Kelangkaan gas elpiji ukuran 3 kilogram (kg) di Pacitan masih terjadi. Bahkan untuk memperoleh gas melon itu, warga di Desa Arjowinangun harus rela mengantre dan berdesakan di pangkalan elpiji setempat. Hal ini disampaikan Turmudi, salah seorang warga yang juga ikut mengantre.
Untuk itu, ia berharap Pemkab Pacitan dan jajaran terkait bisa segera bersikap. "Kami berharap kelangkaan gas elpiji ini bisa segera teratasi," ujarnya, Kamis (1/8).
Baca Juga: Soal Pemberian Keringanan Kredit, Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Pacitan Serahkan ke Perbankan
Sebab, ia merasa iba dengan warga yang sudah berumur ikut mengantre untuk mendapat elpiji. Bahkan, ia mengungkapkan ada seorang warga sampai mengalami cedera lantaran berdesakan saat mengantre.
"Kasihan ada seorang warga kira-kira berusia 25 tahun dan tuna daksa akhirnya cedera tangannya, gara-gara berdesakan antre gas. Banyak juga warga yang marah-marah karena tidak mendapat jatah gas. Pihak pangkalan mengatakan sudah habis," kata Turmudi seraya menyatakan peristiwa itu terjadi sepekan yang lalu.
Pensiunan ASN ini juga menduga ada permainan di tingkat pangkalan, agen, maupun pengecer.
Baca Juga: Harga Gula Pasir Kemasan Tembus Rp 22 Ribu per Kilogram
Namun, hal ini dibantah oleh Asisten Administrasi Perekonomian dan Pembangunan Sekkab Pacitan Joni Maryono. Ia menegaskan tidak ada permainan di tingkat distributor. Namun kalau di pengecer, ia tidak bisa memastikan. Sebab saat ini memang tengah terjadi kepanikan pasar lantaran ada space harga yang cukup tinggi.
"Kalau pangkalan nggak akan berani melakukan penimbunan. Sebab mereka terus dipantau sama Pertamina," tuturnya.
Terkait hal tersebut, ia berjanji akan berkoordinasi dengan bupati. Menurutnya, belum lama ini sudah ada surat edaran agar ASN tidak membeli gas melon. "Hari ini akan kami bahas sama Pak Bupati," janjinya. (yun/rev)
Baca Juga: Bupati Pacitan Perintahkan Sekda Konsultasi ke Pemprov Soal Kebijakan Ekonomi di Tengah Wabah Covid
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News