Calon Arsitek ITB Belajar Tata Kota ke Wali Kota Risma

Calon Arsitek ITB Belajar Tata Kota ke Wali Kota Risma 80 mahasiswa ITB foto bersama Risma di Balai Kota Surabaya, Jumat (2/8/2019).

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Sebanyak 80 mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) yang merupakan calon arsitek berkunjung ke Balai Kota Surabaya, Jumat (2/8/2019). Mereka belajar tata kota kepada Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini yang merupakan arsitek dan sudah berhasil menata kota Surabaya hingga semakin dikenal dunia.

Pada kesempatan itu, Risma mengatakan kota ini bukan kata benda yang tidak bisa diatur seenaknya saja. Sebab, di dalam kota ini ada manusia yang miskin dan kaya, hitam dan putih, besar dan kecil. Sehingga tidak mudah memang mendesain suatu kota. Tapi kalau sudah niatnya dari awal baik, maka akan dimudahkan.

Baca Juga: Gantikan Juliari Batubara, Wali Kota Risma Siap Dilantik Sebagai Mensos RI Rabu Besok

“Jadi, saya selalu sampaikan bahwa semuanya harus berpijak pada aturan dan semua proses yang dilalui harus sesuai aturan, itu yang selalu saya tekankan,” kata Risma mengawali paparannya.

Ia mencontohkan salah satunya program Musrembang yang mana semua masyarakat berhak mengusulkan pembangunan di sekitarnya masing-masing. Namun, dari usulan itu kemudian didiskusikan apakah usulan itu realistis atau tidak, manfaatnya bagi masyarakat bagaimana dan hal-hal lainnya yang harus didiskusikan secara komprehensif.

“Jadi, semua yang dilakukan itu selalu terkonsep dengan matang dan harus selalu dirancang untuk membuat hal itu bisa berjalan dengan baik. Itulah yang dilakukan selama ini di Kota Surabaya,” tegasnya.

Baca Juga: Kasus Kembali Meningkat, ​Rumah Sakit Rujukan Covid-19 di Surabaya Hampir Penuh

Menurut Risma, yang harus diperhatikan pula adalah manajemen dari suatu proyek yang akan dirancang itu, termasuk diatur pula operasional dari proyek tersebut. Ia mencontohkan ketika membangun sekolah-sekolah di Kota Surabaya. Saat ini, toiletnya saja diperhatikan dengan membangun toilet seperti layaknya toilet bandara.

“Hal ini penting untuk mengajarkan kepada anak-anak supaya tahu kondisi di luar sana, sehingga dia tidak kaget kalau nanti akan ke toilet di bandara atau fasilitas umum lainnya,” ujarnya.

Selain itu, sekolah itu juga dilengkapi laboratorium, lapangan olahraga, LCD dan berbagai fasilias lainnya. Bahkan, ia juga memikirkan tentang petugas kebersihan dan petugas keamanan yang akan menjaga sekolah tersebut, sehingga apabila sudah selesai sekolahnya, tidak lagi kebingungan operasionalnya. “Jadi, semuanya dihitung operasionalnya,” imbuhnya.

Baca Juga: Turun ke Jalan, Risma Kembali Imbau Warga Tak Pergi ke Luar Kota ​Saat Libur Nataru

Risma juga menyampaikan penanganan sampah di Kota Surabaya yang sudah berhasil menjadi listrik. Ia juga menjelaskan tentang pembangunan jalan dan pedestrian. Tak lupa pula menjelaskan pembangunan ruang terbuka hijau (RTH) beserta berbagai pembangunan di Kota Surabaya.

“Dalam pembangunan Surabaya ini, tujuan utamanya adalah kesejahteraan warga, bukan penghargaan yang sering kita raih. Partisipasi warga juga menjadi poin penting dalam pembangunan Kota Surabaya,” kata dia.

Dosen pendamping dari ITB Dr Ing. Ir Himasari Hanan bersyukur karena sudah diterima dengan baik oleh Wali Kota Risma meskipun datang dengan jumlah yang sangat banyak. Namun, ketika masuk di ruang sidang Wali Kota Surabaya, ternyata mereka tertampung semuanya dan tidak terlihat banyaknya rombongan.

Baca Juga: Serius Tangani Covid-19, Wali Kota Risma Terima Penghargaan dari HAKLI

“Terima kasih banyak sudah diberikan kesempatan untuk berkunjung dan bisa ditemui langsung oleh Bu Risma,” kata dia.

Ia menjelaskan bahwa kuliah lapangan ini khusus bagi mahasiswa yang akan menginjak semester 5 untuk mendapatkan pelajaran langsung dari lapangan. Bagi dia, hal ini sangat penting karena biasanya yang didapatkan di lapangan tidak ada di kelas kuliah. Ia mencontohkan pelajaran berharga yang sudah didapatkan para mahasiswa ketika berdiskusi dengan Risma.

“Pelajaran berharga yang mungkin tidak didapatkan di kelas adalah bahwa saat mendesain itu harus juga dipikirkan manusianya. Jadi, tujuan utamanya jangan sampai meleset, memang kita ubah secara fisiknya, tapi di balik fisik itu juga harus diperhatikan,” kata dia.

Baca Juga: Angkat Judul "Sosok Pejuang Arek Suroboyo ala Residen Sudirman" Wartawan HARIAN BANGSA Gondol Juara

Oleh karena itu, ke depannya apabila para mahasiswa itu akan membuat tugas mendesain sebuah proyek, maka harus dipikirkan pula keuntungan bagi masyarakatnya dan operasionalnya bagaimana, sehingga tidak asal dalam membangun.

“Ini pengalaman dan pembelajaran yang berharga dan luar biasa dari Bu Risma yang mungkin tidak akan pernah anak-anak lupakan,” pungkasnya. (ian/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO