MALANG, BANGSAONLINE.com - IKIP Budi Utomo menggelar deklarasi Kebangsaan Indonesia Damai melalui pembacaan Sumpah Pemuda, Kamis (22/8). Deklarasi ini dipimpin oleh anggota DPR RI Komisi VI Rieke Diah Pitaloka, yang didampingi Rektor IKIP Budi Utomo Dr. H. Nurkholis Sunuyeko, Kapolres Malang Kota AKBP Asfuri, dan Dandim 0833 Kota Malang Letkol Inf Tommy Anderson.
Tampak segenap mahasiswa Papua dan ratusan mahasiswa IKIP lainnya ikut secara kompak membacakan deklarasi.
Baca Juga: Beri Fleksibilitas bagi Mahasiswa Pascasarjana, Fakultas Sastra UM Punya Program Kuliah Paruh Waktu
Deklarasi yang digelar IKIP Budi Utomo ini lantaran ribuan mahasiswanya berasal dari berbagai daerah. Melalui deklarasi tersebut, diharapkan para mahasiswa dapat menjunjung tinggi nilai persatuan dan kesatuan.
Wakil Wali Kota Malang Sofyan Edi Jarwoko yang ikut hadir dalam acara itu mengapresiasi langkah positif yang dilakukan IKIP Budi Utomo. Dalam kesempatan itu, ia kembali menegaskan bahwa sejauh ini Pemkot tidak pernah membahas pemulangan mahasiswa Papua.
"Kami berharap, mahasiswa Papua tak mudah terprovokasi atas isu yang muncul. Kami (Pemkot) memastikan mahasiswa Papua di Kota Malang aman, dipastikan tidak ada lagi gesekan antara warga dan mahasiswa asal Papua," ungkapnya.
Baca Juga: Pemerintah Perpanjang Kontrak hingga 2061, Menteri ESDM: Cadangan Freeport Bisa Sampai 100 Tahun
Sementara Anggota DPR RI Komisi VI Rieke Diah Pitaloka menegaskan deklarasi ini merupakan bagian dari Indonesia Power di Kota Malang. "Tujuannya mewujudkan Kota Malang bagian dari NKRI, mengedepankan rasa persatuan dan kesatuan menjaga Pancasila secara utuh. Kami pastikan tanpa adanya rasa persatuan dan kesatuan, mustahil Indonesia bisa maju," tegas Rieke.
"Nilai persatuan dan kesatuan, saling menghargai, serta menghormati menjadi modal utama dan harus dikedepankan serta dijaga secara solid. Ideologi Pancasila harus diperkokoh. Kami yakini mudah tercapai dan terwujudkan," tandasnya.
Di sisi lain, Rektor IKIP Budi Utomo Dr. H. Nurkholis Sunuyeko menjelaskan deklarasi ini sengaja digelar lantaran kampusnya memiliki mahasiswa yang beraneka ragam suku, budaya, dan bahasa. "Kami ini sebagai miniatur Indonesia. Memiliki kewajiban moral dalam menjaga persatuan dan kesatuan Indonesia," tukas Nurkholis.
Baca Juga: 10 Orang Tewas Dalam Kericuhan di Wamena
"Pancasila power alat pemersatu paling utama sudah terbukti dan teruji kekuatannya. Terlepas hal itu, menyangkut UU sistem nasional kami mendukung penuh. Sudah semestinya membangun dan mengembangkan bangsa berdasarkan riset dan kajianm, serta dukungan teknologi berkualitas," ucapnya.
Saidin Patiran, mahasiswa PTN di Kota Malang asal Fakfak Papua Barat juga mengapresiasi deklarasi yang digelar IKIP. "Selama ini kami merasakan aman dalam berdampingan dengan warga Kota Malang. Kami pastikan bersama lainnya tetap setia dan cinta NKRI. Kendati sedikit terkendala pada bahasa sehari-harinya, namun kebersamaan tetap terjalin dengan baik," tuturnya. (iwa/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News