MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Pengurus Wilayah Pencak Silat Nahdlatul Ulama (PW PSNU) Pagar Nusa Jawa Timur menggelar rapat perdana. Namun rapat ini tebatas pada pengurus harian karena masih menunggu Surat Keputusan (SK) kepengurusan PW Pagar Nusa yang baru. “Kita masih nunggu surat rekom dari PWNU. Karena Rais Syuriah PWNU Kiai Anwar Mansur masih ibadah haji,” kata H Abdul Muchid, Ketua PW Pagar Nusa Jawa Timur saat mimpin rapat di kediamannya Jalan Pendopo Agung nomor 9 Trowulan Mojokerto, Sabtu (24/8/2019).
Menurut dia, meski PW Pagar Nusa belum di-SK tapi para pengurus harus rapat agar roda organisasi tetap berjalan. “Kita bahas rencana pelantikan dan kejurda,” katanya.
Baca Juga: Kedudukan Pers Sangat Tinggi dalam Undang-Undang, Wartawan Harus jaga Marwah Pers
Abah Muchid, panggilan Abdul Muchid, lalu minta Sholahuddin Fathurrohman, Wakil Ketua PW Pagar Nusa, mimpin rapat. Alasannya, ia cukup berpengalaman karena telah menjadi sekretaris Pagar Nusa Jatim dua periode.
Gus Sholah, panggilan Sholahuddin Fathurrohman, lalu membahas soal rencana pelantikan dan kejurda yang dibagi dalam zonasi.
Baca Juga: Khofifah Didoakan Lanjut sebagai Gubernur Dua Periode oleh Pendekar Pagar Nusa se-Jatim
Dalam rapat terbatas itu disepakati bahwa pelantikan PW Pagar Nusa akan digelar pada minggu pertama bulan Oktober 2019. Namun Abah Muchid mengingatkan tentang rentang waktu yang cukup pendek. “Nanti kita lihat situasi,” kata Abdul Muchid.
Artinya jadwal pelantikan itu bisa saja bergeser. Sebab proses nunggu turunnya SK bisa cepat dan juga bisa lama. Selain itu juga menyangkut kesiapan pengurus dan panitia, termasuk konsolidasi peserta.
Menurut Gus Sholah, selama ini Pagar Nusa Jatim sangat mandiri. Tak pernah mengajukan proposal. “Kami sering urunan untuk menutup biaya,” katanya.
Baca Juga: Aneh, Baca Syahadat 9 Kali Sehari Semalam, Dahlan Iskan Masih Dituding Murtad
Selain itu, tutur dia, Pagar Nusa Jatim selama ini lebih fokus pada kejuaraan. Akibatnya, administrasi dan organisasi kurang mendapat perhatian.
Abah Muchid tak mau kasus ini terulang. Karena itu ke depan Pagar Nusa Jatim perlu mengadakan pelatihan administrasi, organisasi, dan sebagainya. Ia lalu mengambil contoh surat Pagar Nusa Surabaya yang kebetulan baru ia terima. “Ini ada surat dari Surabaya, masak gak ada stempelnya,” katanya sembari menunjukkan tanda tangan panitia yang juga tak lasim.
Baca Juga: Terlibat Politik Praktis, Anggota Pagar Nusa Kota Kediri Terancam Sanksi
Dr Husnul Huluq, salah satu pembina Pagar Nusa Jatim, minta agar Pagar Nusa ke depan diurus sesuai standard organisasi. Sebab, kata dia, badan otonom (Banom) lain ternyata bisa maju. “Selama ini Pagar Nusa sudah baik. Tapi ke depan harus lebih baik,” kata mantan ketua PCNU Gresik tiga periode yang juga mantan Sekda Pemkab Gresik itu.
Sementara Ghufron Marzuki, Bendara PW Pagar Nusa Jatim, mengusulkan agar Pagar Nusa tetap pakai istilah Kejurda. Menurut dia, istilah Kejurda selain secara psikologi membanggakan para atlet pencak silat kita, juga sudah populer. “Kalau pakai Kerjurwil nanti kita repot. Kalau untuk wilayah Kerjurwil, masak untuk pusat jadi Kejurpus,” kata Ghufron Marzuki disambut tawa perserta rapat.
Sedang Em Mas'ud Adnan mengaku optimis Pagar Nusa ke depan bisa maju asal dikelola secara profesional dengan dasar ikhlas berjuang untuk pengembangan Ahlussunnah Wal Jamaah. "Jadi selain berorientasi pada prestasi kejuaaraan juga perlu pengembangan wilayah sasaran anggota dan pengembangan ahlussunnah waljamaah sesuai misi NU yang didirikan Hadratussyaikh Hasyim Asy'ari," katanya.
Baca Juga: Pagar Nusa Situbondo Tantang Polisi Buka-bukaan Kasus Anggotanya
Rapat perdana Pagar Nusa Jatim ini tampak penuh semangat. Para pengurus yang sebagian terdiri dari para pendekar dan punya kemampuan supranatural itu sangat antusias untuk memajukan Pagar Nusa ke depan, meski rapat digelar agak molor karena peserta banyak yang datang terlambat. (tim)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News