Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, saat menyampaikan taushiyah di Pondok Pesantren Assyafiq Nurul Huda Sea Mihanasa Sulawesi Utara yang diasuh KH Rikson Hasanati. Foto:MMA/bangsaonline
MANADO, BANGSAONLINE.com – Perjalanan Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, dan rombongan ke Manado dan Minahasa Sulawesi Utara (Sulut) disambut meriah oleh para tokoh masyarakat, pejabat pemerintah dan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Sulut. Kiai Asep dan rombongan tiba di Bandara Sam Ratulangi Manado sekitar pukul 17.35 WITA, Jumat (7/11/2025) sore.
Turun dari pesawat Kiai Asep disambut Kepala Kanwil Kementerin Agama RI Sulut KH Ulyas Taha yang juga Ketua Tanfidiziyah PWNU Sulawesi Utara. Tampak juga Ketua PCNU Manado KH Rikson Hasanati dan beberapa pengurus NU serta PW Pergunu Sulut dan PC Pergunu Manado.
Sekretaris Umum PP Pergunu Dr Aris Adi Laksono juga tampak menyambut bersama para tokoh dan kiai-kiai Manado dan Sulawesi Utara. “Saya datang ke sini sejak kemarin,” tutur Aris Adi Laksono sembari mengatakan bahwa ia datang lebih dulu ke Manado untuk koordinasi dengan para kiai dan tokoh setempat terkait kedatangan Kiai Asep.
Dengan dikawal mobil voorijder (foreder) atau patwal dari kepolisian setempat, Kiai Asep dan rombongan menuju ruang VIP Bandara Sam Ratulangi Manado. Di ruang transit itu Kiai Asep dan rombongan dijamu minuman dan makanan ringan. Sekaligus istirahat menunggu hujan reda.
“Di sini (Manado) kalau hujan sering ada badai,” ujar Ketua PCNU Manado KH Rikson Hasanati kepada BANGSAONLINE. “Listrik sering mati. Karena itu semua penduduk di sini punya genset,” tambah Kiai Rikson Hasanati.

Para pengurus JKSN Sulawesi Utara dilantik Muhammad Ghofirin. Foto: bangsaonline.
Rombongan Kiai Asep, antara lain Dr Achmad Rubaie, Ketua PW Pencak Silat Tapak Suci (Muhammadiyah) Jawa Timur, Muhamamd Ghofirin, Sekjen Jaringan Kiai Santri Nasional (JKSN), M.Mas'ud Adnan, CEO HARIAN BANGSA dan BANGSAONLINE yang juga Dewan Pakar PP Pegunu, Mohammad Fachruddin, Wakil Ketua PAN Jatim, Jusuf Hidayat dan lainnya.
Malam itu juga Kiai Asep dan rombongan meluncur ke Pondok Pesantren Assyafiq Nurul Huda Sea Mihanasa. Pesantren ini didirikan oleh Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol. Ribut Hari Wibowo. Kini pesantren tersebut diasuh oleh KH Rikson Hasanati.
“Ada salam dari Bapak Kapolda Jawa Tengah kepada Pak Yai,” kata Kiai Rikson Hasanati kepada Kiai Asep dalam perjalanan menuju Pondok Pesantren Assyafiq Nurul Huda Sea Mihanasa.
Menurut Kiai Rikson, sebenarnya Irjen Pol. Ribut Hari Wibowo sudah beli tiket untuk datang menyambut kedatangan Kiai Asep di Pondok Pesantren Assyafiq Nurul Huda Sea Mihanasa. Tapi, kata Kiai Rikson, tiba-tiba Kapolda Jateng itu harus menyambut Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabwo yang datang ke Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, atas mangkatnya Kanjeng Sinuhun Pakubuwono (PB) XIII.
Menurut Kiai Rikson, Irjen Pol. Ribut Hari Wibowo pernah bertugas di Sulut sekitar enam tahun. Saat itulah jenderal polisi bintang dua itu mendirikan Pesantren Assyafiq Nurul Huda. Tak aneh, jika nuansa kepolisiannya terasa di pesantren ini. Bahkan dalam acara malam itu hadrah yang ditampilkan adalah hadrah dari Polda Sulut. Semua personilnya anggota polisi.

Para personel Hadrah Polda Sulawesi Utara. Foto: bangsaonline
Di Pesantren Assyafiq Nurul Huda yang terletak di kabupaten Minahasa ini para kiai dan tokoh masyarakat telah menunggu kedatangan Kiai Asep dan rombongan. Pantauan BANGSAONLINE di lokasi, tampak Rais Syuriah PWNU Sulawesi Utara KH Syaban Mauludin, Ketua Tanfidziyah PWNU Sulut KH Ulyas Taha, Rektor IAIN Manado Dr Ahmad Rajafi dan para kiai pengasuh pondok pesantren dari bebagai kabupaten se-Sulut.
Di pesantren inilah digelar pelantikan Pengurus Wilayah JKSN Sulut yang dipimpin oleh Kiai Rikson Hasanati. Pengurus Wilayah JKSN Sulut itu dilantik oleh Muhamamd Ghofirin.
Dalam acara yang diikuti ratusan ulama dan tokoh masyarakat itu Kiai Asep menyampaikan taushiyah. Ia mengajak para pimpinan pesantren untuk melakukan transformasi orientasi pengelolan pondok pesantren.
Menurut Kiai Asep, kalau dulu orientasi pondok pesantren adalah memerdekaan bangsa yang terjajah, sekarang untuk mewujudkan cita-cita luhur kemerdekaan Republik Indonesia.
“Yaitu Indonesia maju, adil dan makmur,”kata pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto itu.
Menurut Kiai Asep, transformasi pesantren itu sebenarnya dimulai sejak Mukamar ke-27 NU pada 8 hingga 12 Desember 1984 di Situbondo Jawa Timur.
“Para kiai NU mengambil kaidah al-muhafadhotu 'ala qodimis sholih wal akhdzu bil jadidil ashlah. Yaitu memelihara yang lama yang baik dan mengambil yang baru yang lebih baik," kata Kiai Asep mengutip kaidah fiqih yang dijadikan dasar para kiai NU dalam melakukan transformasi pendidikan pesantren.
Dalam praktik trasformasi pesantren itu, menurut Kiai Asep, para kiai NU mempertahankan sistem sorogan dan bandongan yang berarti mempertahankan sistem pesantren yang baik selama ini. Tapi juga mengambil sistem dan metode baru yang dianggap lebih baik, yaitu sistem pendidikan klasikal. Seperti Madrasah Aliyah, SMA dan lainnya.
“Amanatul Ummah telah sukses melakukan transformasi,” tutur Ketua Umum Pimpinan Pusat Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) itu.
Kiai Asep kemudian mempersilakan para kiai dan tokoh masyarakat yang hadir membaca surat kabar HARIAN BANGSA yang memuat berita berjudul “1.256 Santri Amanatul Ummah Lolos PTN dan Luar Negeri”. Dalam acara itu surat kabar HARIAN BANGSA edisi Sabtu 25 Oktober 2025 itu diedarkan ke peserta.
“Sebanyak 65 santri diterima di Kedokteran di Jerman, China, Unair, UI, Unnhan dan perguruan tinggi lainnya. Ada 10 santri Amanatul Ummah yang diterima di Unhan, enam diantaranya di Kedokteran. Padahal sekolah lain ada satu murid saja yang diterima di Unhan tasyakuran sampai 10 kali saking senangnya. Karena selain beasiswa juga, kalau lulus Unhan langsung berpangkat Letnan Dua,” ujar kiai miliarder tapi dermawan itu.
Para kiai dan ibu-ibu yang hadir tampak terkesima dengan pemaparan Kiai Asep. Banyak yang mengacungkan tangan ingin mengajukan pertanyaan. Tapi waktu sudah larut malam.
Acara di Pesantren Assyafiq Nurul Huda Sea Mihanasa itu berakhir tengah malam. Kiai Asep kemudian menuju hotel untuk istirahat karena besok pagi, Sabtu (8/11/2025), harus menghadiri pelantikan PW, PC dan pengurus Anak Cabang Pergunu se Sulawesi Utara dan pertemuan dengan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Sulawesi Utara (PWNU Sulut). (bersambung)








