Peristiwa ini terjadi saat Presiden Soeharto berkuasa. Soeharto marah kepada KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) karena vokal dan sering mengeritik pemerintah. Karena itu, semua aparat kemanan disiagakan agar Gus Dur dicekal. Soeharto bahkan berusaha agar Gus Dur tak terpilih lagi sebagai Ketua Umum PBNU saat Mukamar NU di Cipasung 1994. Tapi gagal, meski Soeharto mengutus seorang jenderal asal Madura.
Nah, Gus Dur diundang jadi pembicara oleh Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) di Jawa Timur. Aparat keamanan langsung kalang kabut. Dari Jakarta ada perintah agar acara itu dibubarkan. Intinya, jangan sampai Gus Dur tampil sebagai pembicara di depan massa.
Baca Juga: Puisi Prof Dr 'Abd Al Haris: Pimpin dengan Singkat, Gus Dur Presiden Penuh Berkat
Saat Gus Dur berceramah, aparat langsung menginterogasi panitia di lokasi acara.
“Siapa yang ceramah itu,” tanya aparat itu dengan nada garang.
“Kiai Abdurrahman Wahid,” jawab aktivis PMII itu.
Baca Juga: Hadiri Haul Ke-15 di Ciganjur, Khofifah Kenang Sosok Gus Dur Sebagai Pejuang Kemanusiaan
“Oo.. Kiai Abdurrahman Wahid,” kata aparat itu heran. Ia langsung memandang anak buahnya yang selalu siaga di dekatnya.
“Tadi kamu lapor yang ceramah kok Gus Dur?,” bisik aparat itu kepada anak buahnya. Anak buahnya tak bisa menjawab lain, kecuali, “Siap, Pak!”
“Kalau Kiai Abdurrahman Wahid itu orang baik. Beliau itu yang dulu pertama kali menerima asas Pancasila ketika Muktamar NU di Situbondo. Saya pikir Gus Dur. Kalau Gus Dur gak boleh diundang ke daerah ini. Soalnya dia terlalu vokal terhadap pemerintah,” kata komandan aparat itu kepada anak buahnya.
Baca Juga: Tak Ada Data, Keluarga Kiai Besari Minta Gus Miftah Tak Ngaku-Ngaku Keturunan Kiai Besari
“Sudah…sudah…! Sekarang kita kembali ke kantor. Kalau bikin laporan yang akurat ya,” kata aparat itu lagi. Mereka langsung meninggalkan lokasi acara, sedang para aktivis PMII tertawa cekikian.(BANGSAONLINE.COM).
(Dikutip dari buku: Gus Dur Hanya Kalah dengan Orang Madura, Anekdot Cerdas KH Abdurahman Wahid, tulisan Em Mas’ud Adnan, diterbitkan HARIAN BANGSA, 2010).
Baca Juga: Kang Irwan Dukung Mbah Kholil, Kiai Bisri dan Gus Dur Ditetapkan jadi Pahlawan Nasional
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News