PAMEKASAN, BANGSAONLINE.com - Di balik branding batik di semua mobil dinas Pemkab Pamekasan, ada sosok benama Herdyanto Wijaya (33). Ia adalah sang desainer branding batik di mobil dinas Pemkab Pamekasan. Tidak hanya membranding mobil dinas Pemkab Pamekasan, Herdyanto merupakan sosok yang getol mengenalkan Batik Pamekasan, dengan motif khasnya, Sekar Jagat.
Di momen peringatan Hari Batik Nasional ini, warga Jalan Agus Salim Pamekasan itu menceritakan pengalamannya untuk memomulerkan Batik Pamekasan, yakni Batik Sekar Jagat.
Baca Juga: Meriahkan Harjad ke-494, Pemkab Pamekasan Gelar Pesta Batik dan Luncurkan Paket Wisata
Ia menceritakan, semangatnya untuk mengenalkan Batik Pamekasan muncul saat ia hadir di sebuah acara undangan pernikahan. Kala itu ia melihat kebanyakan dari tamu yang hadir memakai batik Jawa. Padahal mereka adalah orang Madura.
Hal ini membuat hati Herdyanto Wijaya tersentuh dan merasa terpukul. "Saya bertanya-tanya kepada diri sendiri, kenapa warga Pamekasan lebih suka memakai baju batik Jawa ketimbang batik dari daerahnya sendiri. Padahal, Kabupaten Pamekasan juga punya batik yang tak kalah bagus," kata Herdy sapaan akrabnya, Rabu (2/9/19).
Dari sini lah, Herdy kemudian bersemangat mengenalkan Batik Pamekasan, khususnya bagi warga Pamekasan sendiri.
Baca Juga: Embran Nawawi, Desainer dari Jawa Timur yang Kenalkan Batik di Lao Fashion Week 2024
Di dunia batik, Herdy sejatinya sudah mulai berkarya sejak duduk di bangku sekolah kelas IX SMP. Pria lulusan SMPN 2 Pamekasan itu mengaku kali pertama berkarya di sebuah kertas putih.
"Kelas tiga SMP itu masih suka desain gambar saja. Ya ngedesain motif batik. Lalu mau masuk SMA kelas satu, baru fokus dan mulai mengaplikasikan desain ke selembar kain," ujarnya.
Karya pertamanya diberi nama 'Gaun Malan'. "Gaun Malan merupakan gaun untuk pakaian pesta, namun dengan berbahan dasar batik," katanya.
Baca Juga: Hari Batik Nasional 2024: Khofifah Ajak Masyarakat Bangga Berbatik
Selanjutnya, bakat Herdy dalam membatik terus diasah. Hingga ia melahirkan karya kedua dengan judul Sonar (Cahaya). "Waktu itu warna batiknya cokelat, hitam, dan putih. Baju itu dipakai untuk malam keakraban Raka-Raki Jawa Timur 2010," ungkapnya.
Hingga saat ini, Herdy terus berkarya di dunia batik. Ditanya soal karakteristik khas dalam berkarya, Herdy menegaskan lebih fokus pada karakter batik kuno khas Pamekasan. "Kalau saya dalam berkarya hanya ingin mengenalkan budaya lokal Pamekasan agar bisa dikenal oleh masyarakat sendiri dan bisa dipromosikan ke khalayak luar," tuturnya.
"Hanya saja tatanannya yang diubah menjadi karya yang lebih modern. Waktu pertama kali saya berkarya itu pinjam batik kuno milik ibu saya. Ya saya coba kombinasi dengan motif yang saya buat. Hasilnya luar biasa, bagus," ujarnya sambil tersenyum mengingat pertama kali dia berkreasi.
Baca Juga: Peringati Hari Batik Nasional, Pj Wali Kota Mojokerto Wajibkan ASN Berbatik
Berkat kegigihannya, Herdy berhasil meraih sederet prestasi. Di antaranya, Juara 1 kostum terbaik Putri Batik Pamekasan tahun 2015, Juara 1 Fashion Indonesian Culture tahun 2016, dan prestasi-prestasi mentereng lainnya. (yen/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News