Sejumlah Mata Air Menyusut, Warga Terpaksa Gunakan Air Keruh

Sejumlah Mata Air Menyusut, Warga Terpaksa Gunakan Air Keruh Mata air Sumberjambe yang debit airnya menyusut drastik akibat kemarau panjang.

BLITAR, BANGSAONLINE.com - Kemarau panjang membuat warga Dusun Sumberkembar, Desa Sumberkembar, Kecamatan Binangun, Kabupaten Blitar mengalami krisis air bersih. Sumur-sumur milik warga mengering, sementara sumber mata air mulai menyusut sehingga kondisi airnya keruh.

Dalam keseharian, untuk mencukupi kebutuhan air bersih, warga desa memanfaatkan mata air Sumberjambe. Di sumber air tersebut, masyarakat meletakan sekitar 43 pompa air yang disambung dengan pipa paralon untuk mensuplai air ke rumah-rumah warga. Satu pompa air biasanya digunakan empat hingga lima kepala keluarga.

Namun sejak memasuki musim kemarau sejak Mei 2019 lalu, perlahan-lahan mata air menyusut hingga membuat air keruh.

"Airnya mulai keruh sejak tiga hari terakhir ini. Biasanya sama warga didiamkan dulu hingga kotoran mengendap baru digunakan. Kondisi ini mungkin karena sumber sudah mulai menyusut. Sementara di sini dari 400-an KK mayoritas ngambil di sini," ungkap Sunardi, Kepala Dusun Sumberkembar, Desa Sumberkembar, Rabu (30/10/2019).

Sunardi menuturkan, debit air di musim kemarau panjang ini berkurang cukup banyak. Di mata air yang memiliki kedalaman sekitar 7 meter itu, hanya tersisa genangan air yang tingginya hanya sekitar 1 meter.

"Musim kemarau tahun ini cukup lama, mulai bulan empat sudah tidak ada hujan. Sehingga debit air berkurang cukup banyak. Kalau ada hujan kiriman tidak sampai seperti ini. Air bisa penuh sampai ke atas hingga mengalir ke sungai-sungai kecil di sekitar sumber," terangnya.

Selain di Desa Sumberkembar, pada musim kemarau tahun ini masalah kekurangan air juga terjadi di beberapa desa di Blitar Selatan. Mayoritas warga terdampak mengeluhkan kurangnya air bersih akibat sumber yang sudah mulai menyusut hingga menyebabkan air keruh.

Di Desa Ringinrejo, Kecamatan Wates misalnya, warga harus membeli air bersih untuk kebutuhan konsumsi. Sedangkan air dari sumber yang kondisinya sudah keruh, digunakan untuk kebutuhan mencuci dan mandi.

"Untuk konsumsi, kalau tidak dapat bantuan biasanya beli. Kalau untuk mandi dan mencuci pakai air sungai. Air sungai itu pun kalau untuk mandi dan mencuci harus disaring dulu agar kotorannya mengendap. Sebenarnya air sungai masih cukup, tapi karena banyak yang ngambil airnya jadi keruh," ungkap Tumini (56) warga Desa Ringinrejo.

Untuk diketahui, pada musim kemarau tahun ini ada 11 desa di Blitar selatan yang terdampak kekeringan. 11 desa itu tersebar di Kecamatan Wates, Wonotirto, Pangungrejo dan Binangun. (ina/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO