BANGSAONLINE.com - David Notaro (41), bisa dikatakan adalah pemilik toko majalah porno terakhir, yang mencoba bertahan, dengan berjualan majalah porno bekas. Kini, jadi jujukan siapa pun, untuk membuang koleksi majalah porno, ketika pemiliknya telah meninggal dunia. Untuk itu, dia dibayar.
David Notaro mengklaim dia membantu orang yang berduka, dengan cara menyingkirkan koleksi porno milik orang yang mereka cintai. David Notaro mempelajari bisnis pembuangan koleksi majalah porno orang mati, ketika dia mendapat telepon dari seorang pengacara, sekitar enam tahun lalu.
Baca Juga: Lucu! Polisi Bagikan Takjil, Pengendara Putar Balik, Jalan Raya Sepi, Mengira Tilang
"Dia mengatakan kepada saya, dia memiliki beberapa majalah playboy, beberapa penthouse, alat bantu seks," jelas David Notaro. "Saya pergi ke rumahnya. Saya belum pernah melihat begitu banyak porno di satu tempat. Saya pun membawa seluruh majalah, kaset video, dan semua yang berbau porno."
David Notaro di usia 18 tahun, ibunya menyarankan agar ia berhenti dari band punk rock-nya dan bekerja di toko seks pamannya, Soho, Supermags.
Saat itu, tahun 1970-an dan 80-an toko seks dan konten cabul dikendalikan dengan ketat. Polisi selalu melakukan razia toko majalah porno. Tetapi pemilik toko lebih cerdik. Mereka hanya memasang sedikit majalah di etalase, setelah digrebek, mereka masang lagi majalah porno yang diambil dari tempat simpanan tersembunyi.
Baca Juga: Cara Menghitung Weton Jodoh yang Benar
Namun, 20 tahun kemudian, dan industri majalah porno krisis. Foto, cerita, dan film porno telah mudah diakses lewat internet.
Setelah peristiwa di rumah pengacara itu, David Notaro malah dapat uang untuk jasa menyingkirkan majalah porno. “Bayangkan, saya butuh 7 hari untuk mengangkuti seluruh koleksi majalah porno dari rumah pengacara itu. Dan saya memekerjakan 3 orang untuk membantu saya. Dan saya dapat uang jasa," beber David Notaro. "Majalah porno itu, saya rawat, lalu saya taruh dalam plastik, dan saya jual lagi."
Sejak saat itu, dia membuka jasa limpahan majalah porno. Setidaknya, dia menerima 5-7 telepon permintaan untuk membuang majalah porno.
Baca Juga: Perjalanan Fathurrohman Hartono, Pelukis Sketsa yang Bisa Terawang Kehidupan Seseorang
"Seringkali keluarga yang berduka terkejut ketika mereka membersihkan rumah dan menemukan koleksi majalah porno yan tersembunyi. Bahkan, bulan Februari kami harus terbang ke St Leonards, untuk mengangkut semua koleksi majalah porno. Begitu persembunyian koleksi majalah porno ditemukan, secepat itu pula, pihak keluarga akan menghubungi kami," kata Notaro sambil terkekeh.
Bahkan, kerap ditemukan pada kisaran 2.000 majalah, dan 3.000 DVD porno. Tidak bisa membakar majalah porno begitu saja, atau membuangnya di tempat sampah. Apalagi jumlahnya ribuan. Panggil kami, bayar kami, dan kami akan mengoleksinya.”
Baca Juga: Ingin Hidup Berdampingan dengan Tikus, Petani Kediri Gelar Selamatan dan Tanam Cok Bakal
Baca Juga: Pembongkaran Makam Jongbiru, 30 Tahun Dikubur, Jenazah Mad Ihsan Masih Utuh
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News